BATAM TERKINI

Jumlah Terus Turun, BKKBN Kepri Targetkan Nol Persen Stunting Tahun 2024

BKKBN Kepri akan berupaya menurunkan angka stunting hingga di angka nol persen pada 2024 mendatang. Mengingat saat ini angkanya terus turun.

TRIBUNBATAM.id/Ichwan Nurfadillah
Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Kepri, Rohina mengatakan, BKKBN Kepri akan berupaya menurunkan angka stunting hingga di angka nol persen pada 2024 mendatang. Mengingat saat ini angkanya terus turun. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kepri terus berupaya untuk menurunkan angka kasus stunting pada balita.

Tak tanggung-tanggung, BKKBN Perwakilan Provinsi Kepri siap mewujudkan nol persen angka stunting pada tahun 2024 mendatang.

Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Kepri, Rohina, mengatakan bahwa optimisme tersebut sangat beralasan.

Pasalnya, angka stunting di Kepri kembali mengalami penurunan 2,2 persen pada tahun 2022 lalu. Dari 17,6 persen (prevalensi tahun 2021) menjadi 15,4 persen.

Pencapaian ini pun menempatkan Provinsi Kepri pada posisi keempat daerah dengan prevalensi stunting terendah di Indonesia.

"Ada harapan dari Gubernur Kepri agar kasus stunting bisa nol persen dan ini sudah disampaikan saat rakerda. Ketika komitmen bersama seluruh stakeholder menggencarkan bahaya stunting, mudah-mudahan masyarakat lebih aware dalam pencegahannya dan target itu bisa terwujud," ujar Rohina kepada Tribun Batam, Senin (6/3/2023).

Secara nasional, kata Rohina, Presiden Republik Indonesia menginginkan agar penurunan angka stunting bisa mencapai 14 persen tahun 2024 nanti.

Hal ini dengan mempertimbangkan bahwa stunting masih menjadi masalah besar untuk Indonesia.

Baca juga: Selama 2022, Angka Stunting di Batam Turun Jadi 2,4 Persen

"Oleh karenanya, pemerintah mulai 1 Maret kemarin mengharuskan setiap warga negara harus melakukan pemeriksaan kesehatan atau mengisi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil) tiga bulan sebelum menikah. Itu nantinya dijadikan rekomendasi untuk pemberian akta nikah," bebernya lagi.

Pihaknya berharap, masyarakat dapat memahami dan mendukung langkah-langkah strategis pencegahan stunting sejak dini tersebut.

Sehingga, nol persen angka stunting bisa tercapai di tahun depan.

"Tidak banyak yang harus diperiksa dan biayanya sangat murah. Syukur-syukur digratiskan oleh pemerintah Kepri. Yang diukur itu lingkar lengan atas (tidak kurang dari 23,5 cm), lalu HB, kemudian tinggi dan berat badan," tambahnya.

Rohina mengimbau agar masyarakat Kepri yang akan menikah pun dapat menjaga pola makan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan mengandung protein hewani.

"BKKBN tak bisa sendiri. Kita bersama-sama untuk percepatan penurunan stunting di Kepri, semoga angka zero stunting bisa tercapai," pungkasnya.

Perlu diketahui, kasus stunting erat kaitannya dengan angka kemiskinan.

Sementara, angka Kemiskinan di Provinsi Kepri kembali mengalami penurunan sepanjang tahun 2022 lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase penduduk miskin di Kepri turun 0,21 persen. Dari 6,24 persen menjadi 6,03 persen.

Penurunan ini relevan dengan angka stunting yang juga ikut menurun tahun lalu.

"Artinya, penanganan angka kemiskinan cukup bagus. Tapi presiden mau angkanya 0 persen, jadi hal ini yang membuat kita akan terus bekerja keras," Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial Provinsi Kepri, Irwanto, kepada Tribun Batam belum lama ini. (TRIBUNBATAM.id/Ichwan Nurfadillah)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved