HUMAN INTEREST
KISAH Sukses Joko Jadi Pemilik Pabrik Tahu di Batam, Dulu Penjual Eceran di Pasar Pagi
Joko mengawasi perjuangannya merintis usaha pabrik tahu di Sagulung, Batam dengan menjadi penjual tahu tempe eceran di Pasar Pagi. Simak kisahnya.
Penulis: Beres Lumbantobing |
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Bos, sapaan itu kerap dilontarkan para pekerjanya untuk memanggil Joko, pengusaha tahu tempe yang berada di Kavling Baru Sagulung, Batam.
Joko dipanggil ‘bos’ lantaran dia merupakan pemilik UMKM produksi tahu-tempe.
Tak heran sebutan ‘Bos’ terdengar saat memanggilnya lantara ia telah memiliki enam karyawan yang melakukan pekerjaan produksi tahu setiap harinya.
Apalagi pabrik tahu-tempe Joko saat ini telah mampu menghasilkan ribuan butir tahu atau sedikitnya ratusan petakan tahu yang siap dijajakan di pasar pagi di Batam.
Saat melihat rekanannya bekerja memproduksi tahu, Minggu (5/3/2023) pagi Joko tampak sibuk mengangkat ember tahu dan menyusunnya untuk siap dijual ke pasar.
Joko terlihat ramah meski ia pemilik usaha produksi tahu.
Namun ia terlihat sama dengan pekerjaannya, sama-sama ikut bekerja.
“Produksinya setiap hari, kita kirim ke pasar pagi, pasar SP Sagulung, pasar BBC dapur 12 sama pasar Nasa Poin,” ujar Joko sembari menyusun ember berisi tahu yang telah siap untuk dijual.
Kata Joko, produksi tahu yang dikerjakan usaha miliknya tergantung orderan konsumen.
Sebab, jika diproduksi dalam jumlah yang banyak tanpa orderan dapat membuatnya rugi.
“Kalau sekarang ini paling rata-rata tiga sampai empat karung kedelai. Tergantung orderan sih mas, karena kalau diproduksi banyak nanti nggak habis malah rugi, apalagi tahu kalau dua tiga hari tak terjual bisa busuk,” ucapnya.
Adapun untuk harga tahu jika dijual per biji, untuk potongan kecil Rp 270 dan potongan sedang Rp 400. Sementara untuk satu petakan dijual seharga Rp 45 ribu. Untuk satu karung kedelai, pabrik tahu joko bisa menghasilkan 25 cetakan.
“Kalau lagi lancar, dulu pernah sampai 11 karung tiap hari mas. Tapi naik turun sih, kadang banyak kadang sedikit. Biasalah dagang,” katanya.
Ternyata perjalanan usaha Joko hingga memiliki pabrik dan karyawan ia rintis mulai dari kecil, dari awal Joko berdagang tahu di pasar pagi.
“Nggak langsung besar begini. Dulu saya ingat betul, tahun 2004 saya jualan tahu di pasar pagi. Tiap pagi jualan di pasar hingga siang hari,” katanya.
Joko pun bercerita awal mula ia merintis usahanya. Awalnya dia jualan di pasar pagi. Lalu dia ingin memproduksi sendiri tahu.
"Karena peluang itu ada, saya pun mulai membuat sendiri tahu di rumah untuk saya jual. Perlahan bisa buat untuk dijual sehari-hari. Jualan pun makin lancar hingga Joko mulai terpikir untuk membuat tahu dalam jumlah yang banyak," katanya.
Berjalannya waktu, Joko pun mulai membeli satu mesin giling kedelai.
Awalnya ia bisa mengerjakan setengah karung kedelai.
Namun perlahan-lahan permintaan tahu produksinya mulai meningkat hingga sampai seperti saat ini.
Pabrik tahu Joko dapat berdiri diatas 30 meter x 12 meter. Pabrik tahu Joko pun berlokasi di samping rumahnya.
Meski Joko sudah punya pabrik tahu, kini ia masih tetap turun jualan langsung ke pasar pagi.
Jualan tahu saat ini dibantu sang istri yang membuka lapak di pasar pagi, pasar Nasa Poin Dapur 12.
Bagi masyarakat yang mau beli tahu dalam paketan skala besar bisa langsung, mendatangi pabrik Joko yang beralamat di Sagulung Sumber Mulia Blok D5 Nomor 28 Kelurahan Sungai Langkai, Kecamatan Sagulung Batam.
Pantauan Tribun Minggu (5/3) pagi, belasan karyawan dan rekan pedagang tampak sibuk melakukan pengerjaan proses pembuatan tahun di pabrik JK Jaya Makmur itu.
Layaknya industri pabrik, para karyawan Joko tampak sibuk melakukan produksi.
Ada yang menyaring kacang, merebus, menampun adonan cairan kacang hingga memetak dalam ember petakan.
Proses pembuatannya pun terlihat rapi dan tertata.
Para karyawan pabrik tahu Joko tampak sudah terlatih.
Di lokasi pabrik tahu Joko, tak hanya memproduksi tahu dari bahan dasar.
Bahkan, tahu yang sudah jadi juga digoreng untuk dijual. Pabrik tahu Joko juga menyediakan tahu goreng yang dijajakan di pasar.
“Jadi kami itu mas, selain produksi kami juga jualan langsung dengan didukung produksi sendiri. Selain produksi ini, kami juga jual tahu tempe, miso, sosis, toge dan telor,” beber Joko.
Maka tak heran jika karyawan Joko cukup banyak.
“Sebenarnya pekerjanya banyak, belasan. Cuma yang bagian produksi enam orang. Yang lain mereka pedagang langsung, sekaligus ikut bantu produksi,” kata Joko. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)
Kisah Sumiarni Kuliahkan Anak ke Mesir dari Usaha Kios di Batam: Jangan Tinggal Salat, Jauhi Riba |
![]() |
---|
Senyum Uteh 21 Tahun Mengabdi sebagai Honorer Sekolah di Lingga, Kini Sah Jadi PPPK Kepri |
![]() |
---|
Titik Balik Kehidupan Wanda Hamidah, Pernah Tawarkan Jasa Yoga dari Pintu ke Pintu |
![]() |
---|
Kisah Didik Setiawan, Seniman di Natuna Ubah Kayu Lokal Jadi Karya Bernilai Tinggi |
![]() |
---|
Jemaah Haji Batam Meninggal di Tanah Suci, Yusman Johar Sosok Guru Berdedikasi Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.