PILPRES 2024

Gaya Ganjar - Mahfud saat Debat Cawapres, Kenakan Pakaian Adat Rote dan Madura

Ini makna pakaian adat yang dipakai Ganjar Pranowo dan Mahfud MD saat debat cawapres pada Jumat (22/12).

|
TribunBatam.id via @ganjar_pranowo
DEBAT CAWAPRES - Pakaian adat Rote Ndao, NTT dan Madura yang dikenakan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD saat debat cawapres di Jakarta Convention Centre (JCC), Jumat (22/12) malam sukses menyita perhatian. 

Kemudian untuk celananya, Mahfud MD mengenakan celana hitam dipadu sepatu kulit hitam.

Baca juga: TKD Ganjar Mahfud Kepri Gelar Nobar Debat Cawapres 2024 Libatkan UMKM di Batam

Pakaian adat yang dekenakan Mahfud MD biasa digunakan laki-laki Madura saat perayaan adat atau kegiatan tertentu.

Pakaian adat Madura tersebut dikenal dengan nama Pesaan.

Orang Madura melengkapi pakaian Pesaan dengan penutup kepala berbahan dasar kain yang disebut dengan Odheng.

Lalu, mereka juga melengkapinya dengan sabuk Katemang.

Pakaian tersebut memiliki makna filosofis.

Baca juga: TPD AMIN Kepri Gelar Nobar Debat Cawapres Malam Ini Diiringi Lagu Berjudul Amin

Baju longgar berwarna hitam menandakan bahwa masyarakat Madura menghargai sebuah kebebasan.

Kemudian Kaus berwarna belang merah putih menandakan bahwa masyarakat Madura memiliki sifat pemberani, tegas, dan mental pejuang.

Sedangkan Odheng menunjukan tingkat kebangsawanan seseorang.

"Jadi kalau orang itu memakai Odheng, semakin tegak kelopak Odheng yang dipakai, artinya semakin tinggi derajat kebangsawanannya," ujar staf Disparbud Pamekasan, Nurul Maulidi kepada TribunMadura.com, Sabtu (27/7/2019).

Odheng tersebut memiliki beberapa ukuran dan motif.

Baca juga: Mengenal Carbon Capture and Storage, Ditanyakan Gibran ke Mahfud MD saat Debat Cawapres

Jika dilihat berdasarkan bentuknya, Odheng dibagi menjadi dua, yaitu Odheng Peredhan dan Odheng Tongkosan.

Sementara berdasarkan motifnya Odheng dibagi menjadi motif toh biru, dul-cendul, modang, strojan dan garik.

Selain ukuran dan motifnya, ikatan Odheng juga memiliki arti filisofis.

Odheng Peredhan, ujung simpul bagian atas di pelintir ke atas membentuk huruf Alif dalam bahasa Arab.

Sedangkan pada Odheng Tongkosan, ujung simpul bagian atas dibentuk huruf Alif Lam, sebagai penanda keesaan Tuhan.

Hal ini menunjukkan ketaatan masyarakat Madura sebagai pemeluk agama Islam.(TribunBatam.id) (Tribunnews.com/Adi Suhendi/Ibriza) (Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere) (TribunMadura.com/Kuswanto Ferdian)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved