ANIES BASWEDAN KE BATAM

Anies Paparkan Persoalan di Batam, Perusahaan Banyak Tapi Pengangguran Juga Banyak

Selain itu, banyak juga praktek-praktek orang dalam. Ia berjanji Indonesia bisa bekerja di tanah sendiri. Seluruh pekerja TKA ilegal harus di pulangka

Editor: Eko Setiawan
Tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi
Setelah massa menunggu, Capres 01, Anies Rasid Baswedan akhirnya tiba di Komplek MTC Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) sekira pukul 15.30 WIB. Dalam pidatonya, Anies tampak berkomunikasi dua arah. Saling tanya jawab dengan massa yang hadir. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tak hanya isu secara nasional, Anies juga menyoroti beberapa persoalan di Kota Batam, Provinsi Kepri. Mulai dari persoalan pengangguran, orang dalam, sulit air bersih, persoalan lahan termasuk Rempang, solar langka, jalan rusak dan guru bekerja dibawah Standart Upah Minimim  

Anies menyebutkan di Kepri banyak investasi yang datang, tapi lapangan pekerjaannya sulit. Hal ini dikarenakan investasi yang datang padat modal, bukan padat karya. Banyak industri tapi pengangguran juga tinggi.

"Insya Allah investasi yang kita kerjakan padat karya sehingga menambah lapangan pekerjaan," kata Anies saat orasi di Komplek MTC, Nongsa, Kota Batam, Kepri, Jumat (19/1/2024).

Selain itu, banyak juga praktek-praktek orang dalam. Ia berjanji Indonesia bisa bekerja di tanah sendiri. Seluruh pekerja TKA ilegal harus di pulangkan ke kampung halamannya.

"Kita ingin kesempatan kerja untuk warga kita. Bukan TKA ilegal. Ini bukan berita aja tapi kenyataan," katanya.

Selain itu, ia juga menyoroti air bersih di Kota Batam tak lancar, ditambah dengan kotor. Nelayan ingin melaut susah, solar subsidi langka.

Baca juga: Anies Baswedan ke Pasar Tos 3000, Borong Sayuran Bersama Istri

Baca juga: Anies Baswedan Kunjungi Pasar Tos 3000, Pedagang Lapor Harga Tak Stabil

"Jakarta satu-satunya kota punya kepulauan seribu. Awal-awal air bersihnya bermasalah. Sekarang alhamdulilah kita bangun penyulingan air disana. Jadi tak hanya air bersih tapi air minum. Membangun instalasi air bersih dengan air minum hampir sama. Bedanya aur bersih itu tidak berbau tidak berwarna. Kalau air minum bisa langsung diminum dari kerannya. Insya Allah kita kembalikan program itu," katanya.

Selanjutnya, nelayan di berbagai tempat susah melaut. Lantaran susah mendapatkan solar. Petani persoalan pupuk.

"Ada mafia pupuk, ada mafia solar. Jalan rusak bolong-bolong tapi bertahun-tahun tidak diperbaiki. Bukan karena tak ada dana tapi tak ada kemauan. Masalah pupuk dan solar itu sama, masalah yang dibiarkan. Insya Allah, program kita membereskan tata niaga pangan yang ada di Indoenesia. Harga pangan terjangkau, petani makmur," katanya.

Selain itu, persoalan lainnya adalah persoalan lahan, termasuk Rempang. Ia berjanji akan menyelesaikan persoalan lahan di Kota Batam.

"Dulu ada yang janji akan menyelesaikan. Janji itu sekarang belum terlunasi, Insya Allah kami yang akan menyelesaikannya bapak ibu. Itu untuk keadilan bagi rakyat kita," kata Anies.

Anies juga menyesalkan, di Kepri masih banyak guru yang bekerja dan mendapat gaji dibawah standart upah minimum di Kota Batam.

Menurutnya hal ini tak bisa terjadi. Pemerintah harus mengawasi dan ada yang memberikan dibawah upah minimum maka harus diberikan sanksi sehingga seluruh yang bekerja di Batam dapat keadilan, kesejahteraan.

"Itulah sebabnya kita mengingkan perubahan," katanya.

Anies juga bercerita, bahwa dalam beberapa bulan ini dalam berkampanye mendapat banyak tantangan. Di antaranya izinnya dicabut, tempat harus dipindah, dikirimkan fitnah.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved