RAMADAN

Penentuan Awal Puasa Ramadan 2024 Muhammadiyah dan Pemerintah Berbeda, Apa Sebabnya?

Inilah sebab mengapa penentuan awal puasa Ramadan 2024 di Indonesia antara Muhammadiyah dan pemerintah berbeda. Lantaran metode yang dipakai beda

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
AWAL PUASA RAMADAN - Anggota tim Rukyatul Hilal memantau hilal penetapan jadwal puasa 2018 di Masjid Al Musari'in, Basmol, Jakarta, Selasa (15/5/2018). Kementerian Agama menggelar pemantauan hilal (rukyatul hilal) untuk penetapan awal Ramadan 1439 H di 95 titik pemantauan yang tersebar di 32 provinsi guna menetukan rukyatul hilal dan data hisab posisi hilal untuk dimusyawarahkan dalam sidang isbat 

TRIBUNBATAM.id - Penentuan awal puasa Ramadan di Indonesia sering kali berbeda.

Seperti pada Ramadan tahun ini misalnya. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.

Sementara dari pemerintah, awal Ramadan 2024 akan jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024. Hal ini mengacu pada kelender Islam Hijriah 2024 yang dirilis Kementerian Agama RI.

Meski begitu, pengumuman resmi kepastian 1 Ramadan 1445 H dari pemerintah masih menunggu sidang isbat setelah melihat hilal.

Baca juga: Lirik Lagu Ramadan Maher Zain Bahasa Arab dan Terjemahan, Cocok untuk Temani Ramadan

Pemerintah rencananya akan menggelar sidang isbat pada Minggu, 10 Maret 2024 untuk menetapkan secara resmi awal 1 Ramadan.


Mengapa penentuan awal puasa Ramadan sering kali berbeda?

Penetapan awal Ramadan 2024 antara Muhammadiyah dan pemerintah berbeda.

Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan dalam cara menentukan datangnya Ramadan.

Ada dua metode untuk menentukan awal Ramadan di Indonesia:

1. Metode ru’yatul hilal

Yaitu melihat bulan secara langsung pada akhir bulan Syaban.

Apabila hilal tidak tampak, maka hitungan bulan Syaban digenapkan menjadi 30 hari.

Menurut Lapan, metode rukyat atau rukyatul hilal adalah aktivitas pengamatan hilal dengan melihat secara langsung atau menggunakan teleskop.

Hilal yang dimaksud yakni nampaknya bulan sabit muda pertama setelah terjadinya konjungsi (ijtimak atau bulan baru) di arah matahari terbenam yang dijadikan acuan jatuhnya awal bulan dalam kalender Hijriah, termasuk Ramadan.

Pengamatan hilal dilakukan pada hari ke-29 untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum.

Baca juga: Doa Menyambut Ramadan 2024 untuk Mencapai Keberkahan

Metode rukyatul hilal ini digunakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) dengan melakukan pengamatan di beberapa titik di Indonesia.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved