KEPRI TERKINI

BKKBN Kepri Sebut Angka Stunting di Natuna Masih Tinggi, Rohina Soroti Lingkungan

Angka stunting di Natuna masih tinggi menurut penjelasan Kepala perwakilan BKKBN Kepri, Rohina. Ia menyinggung pola asuh hingga lingkungan.

TRIBUNBATAM.id
STUNTING DI KEPRI - Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Kepri, Rohina mengungkap angka stunting di Natuna masih tinggi. Ia menyinggung soal pola asuh hingga faktor lingkungan. 

TRIBUNBATAM.id, KEPRI - Angka penderita stunting di Kabupaten Natuna tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kepri mengungkap, kenaikan angka stunting di Natuna naik 0,1 persen.

Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) mencata jumlah stunting mencapai 577 orang pada 2023.

Sementara pada 2022 lalu sebanyak 530 orang.

Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

Secara sederhana, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak.

Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.

"Kemarin kalau kami koreksi sama mereka (Daerah Natuna), alasannya kalau tahun kemaren penimbangan itu masih sedikit. Sehingga angkanya lebih rendah. Nah sekarang partisipasi penimbangan di posyandu lebih banyak sehingga pasti angkanya bertambah, itu alasannya," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kepri, Rohina, Selasa (19/3/2023).

Rohina yakin penyebab stunting di Kepri bukan hanya pada makanan.

Walaupun hampir seluruh wilayah Kepri penghasil ikan.

Menurutnya, masih tingginya angka stunting bersumber dari pola asuh atau lingkungan yang tidak mendukung.

"Misalnya masih ada yang buang air sembarangan, buang air besar ditempat ikan yang di pancing, otomatis mengandung kecacingan. Itu ternyata hal-hal yang mempengaruhi juga," ujar Rohina.

Baca juga: Angka Stunting di Natuna Naik, Rodhial Huda Minta Keterlibatan Semua Pihak

Kemudian faktor lainnya akses air bersih yang masih kurang.

Terlalu tua melahirkan, terlalu muda melahirkan, terlalu banyak anaknya. Faktor itu semua berpengaruh terhadap stunting.

"Insya Allah kabupaten kota lain turun. Apalagi Batam kalau dari hasil menimbangan EPPGM itu sudah 3,2 persen," sebutnya.

Ia berharap Provinsi Kepri sebagaimana yang diinginkan Pak Gubernur Kepulauan Riau angka stuntingnya dibawah 10 persen. Mudah-mudahan memang ada keterlibatan media, stakeholder dan perusahaan, semoga ini bisa tercapai di kepri, dan bisa jadi contoh untuk provinsi lain," paparnya.

Cara Mencegah Stunting

Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI memberi cara mencegah stunting pada anak.

Selain pemenuhan protein hewani, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir potensi stunting pada anak.

Dengan melakukan berbagai cara mencegah stunting pada anak di atas, diharapkan mampu meminimalisir potensi stunting pada anak-anak di Indonesia.

Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Serta bersegera untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit.

Agar bisa segera mendapatkan penanganan sedini mungkin dari para petugas kesehatan.

Baca juga: Pendekatan Masalah Seksualitas dan Stunting Pasti Berbeda Jika Dilakukan Politisi Perempuan

Berikut cara mencegah stunting pada anak

  1. Memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan
  2. Memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala
  3. Mengkonsumsi secara rutin Tablet tambah Darah (TTD)
  4. Memberikan MPASI yang begizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia diatas 6 bulan. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi/*)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved