Jamaah Islamiyah Bubar

Kondisi Terkini Bekas Rumah Persembunyian Noordin M Top, Dinding Penuh Lubang Tembakan

Kondisi terkini rumah kontrakan Noordin M Top, gembong teroris yang ditembak Densus 88 Antiteror di Solo Jawa Tengah

|
TRIBUNNEWS/SIGIT ARIYANTO
KONTRAKAN - Wartawan Tribunnews Krisna Sumarga berada di depan bekas rumah kontrakan Noordin M Top 

Ia dan sejumlah warga yang tak ingin namanya ditulis, mengatakan penggerebekan Noordin Mohd Top diawali kehadiran orang-orang asing kira-kira sejak sepekan sebelumnya di kampung itu.

Ada yang menyamar jualan keliling cilok, bakso. Ada yang jadi pencari rongsokan dan sampah plastic. Ada juga yang pura-pura berburu burung.

Mereka tiap hari mengitari kampung, dan pemburu burung berkeliaran di tanah-tanah kosong belakang rumah kontrakan itu yang masih rimbun dan berbatasan dengan sungai kecil.

Posisi rumah persembunyian Noordin Mohd Top tampaknya dipilih karena cukup strategis. Belakangnya kebun kosong posisi melandai ke arah sungai.

Tidak ada rumah atau bangunan apapun di area itu, hingga batas sungai. Di seberangnya baru masuk wilayah perkampungan Badran.

Jadi untuk jalur escape atau lari jika terjadi sesuatu cukup ideal. Pintu belakang rumah kontrakan ada di samping kiri, yang juga masih ada lahan sebelum masuk area rumah tetangga.

Laporan wartawan Tribun dari lokasi kejadian pada 17 September 2009 memperlihatkan suasana dan rasa kaget di kalangan warga Kepuh Sari.

“Seperti mimpi saja. Benar-benar tidak menyangka,” ujar Ny Sulini (34), yang tinggal persis di depan rumah kontrakan Susilo kala itu.  Perempuan itu menilai sejak tinggal di rumah itu, Susilo dan istrinya pasangan yang baik-baik saja dan sopan.
Hanya mereka memang tak langsung menyerahkan identiitas ke Ketua RT. Susilo mesti berkali-kali diingatkan tetangganya agar melaporkan kehadirannya ke pengurus lingkungan.
Berdasar KTP yang diserahkan, Susilo berasal dari wilayah Pajang, Laweyan, Solo. Sedangkan istrinya warga Banaran, Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

Sebagai kilas balik ringkas, penyerbuan rumah singgah Noordin Mohd Top diawali ketika sejumlah orang mengetuk pintu rumah Widodo, rumah di sebelah kontrakan Susilo.

Mereka meminta tuan rumah mematikan lampu. Tak berselang lama, terdengar tembakan ke arah rumah Susilo dan keluarga Widodo diminta tiarap.

Dari dalam rumah Susilo terdengar suara laki-laki meneriakkkan takbir. Bunyi tembakan terus terdengar silih berganti.

Rumah kontrakan itu ternyata sudah terkepung dari semua sisi. Rentetan tembakan semakin sering terjadi mendekati pukul 00.00 WIB.

Satu jam kemudian bunyi tembakan reda ditandai ledakan dan semburan bunga api menjebol atap rumah sekira pukul 01.00 WIB.

Sekira pukul 02.30 WIB, kembali terdengar rentetan tembakan, dan sesudah itu tidak ada lagi hingga hari terang pada 17 Septemeber 2009.

Kampung Kepuh Sari sudah dibanjiri pasukan keamanan, mobil pemadam kebakaran, ambulans, dan kendaraan Inafis Polri.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved