Tantangan Guru dan Siswa di Pelosok Lingga Kepri Hadapi ANBK, Akses Internet Jadi Kendala

Sinyal internet jadi tantangan para tenaga pendidik dan siswa di Dusun Setawar, pelosok Lingga hadapi ujian ANBK

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
Tribun/istimewa
GLADI ANBK - Tenaga pendidik di SDN 013 Singkep Barat di Dusun Setawar, Desa Tanjung Irat, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri saat berusaha menghadapi jaringan internet yang sulit untuk siswa di gladi ujian ANBK, baru-baru ini 

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Jaringan internet masih menjadi kendala dalam menunjang proses pendidikan di wilayah pelosok pulau di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Salah satunya dialami SD Negeri 013 Singkep Barat di Dusun Setawar, Desa Tanjung Irat, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga

Meskipun menghadapi tantangan keterbatasan jaringan internet yang sulit, semangat para pendidik di SD Negeri 013 Singkep Barat ini tetap berkobar.

Mereka menyelenggarakan gladi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) secara mandiri. 

Baca juga: Warga Lingga Ini Masih Keluhkan Jaringan Internet, Sudah Sering Terjadi

"Walaupun akses internet sangat terbatas, kami tidak ingin hal ini menjadi penghalang bagi anak-anak untuk tetap berpartisipasi dalam gladi ANBK. Kami bekerja sama dan memanfaatkan sumber daya yang ada demi keberhasilan kegiatan ini," ujar Kepala SDN 013 Singkep Barat, Samsudin, Selasa (15/10/2024).

Untuk mengatasi keterbatasan jaringan, pihak sekolah menerapkan berbagai solusi kreatif, seperti menggunakan perangkat yang sudah diisi dengan soal-soal latihan ANBK secara offline.

Selain itu, guru-guru juga secara intensif memberikan pendampingan kepada siswa, agar saat hari pelaksanaan ujian sesungguhnya menggunakan ANBK siswa lebih siap dan percaya diri.

Antusiasme para siswa tidak kalah besar. Mereka tetap menunjukkan semangat tinggi untuk mengikuti setiap tahap latihan ANBK di tengah keterbatasan fasilitas.

Baca juga: Demi Ikut ANBK, Siswa SMPN 4 Lingga Rela Nyebrang 9 Jam dari Pekajang ke Dabo Singkep 

Begitu pun dengan dukungan orangtua dan masyarakat setempat. Mereka turut memberikan dorongan moral bagi kelancaran kegiatan ini.

"Harapannya, keterbatasan ini tidak menyurutkan kualitas pendidikan anak-anak di daerah terpencil. Justru sebaliknya, kami berusaha menjadikan tantangan ini sebagai motivasi untuk terus maju dan berkembang," ujar Samsudin. (Tribunbatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved