BINTAN TERKINI

Banyak Anak Muda yang Depresi, Dinkes Gelar Kegiatan Promotif Kesehatan Jiwa Bagi Remaja di Bintan

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja serta masyarakat tentang kesehatan jiwa dan Napza

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNBATAM.id/RONNYE LODO LALENG
DINKES BINTAN - Dinkes Bintan memberikan upaya promotif kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA). 

Laporan Wartawan Tribun Batam.id,  Ronnye Lodo Laleng. 

TRIBUNBATAM.id, BINTAN - Pemerintah Pusat melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan terus memberikan upaya promotif kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA).

Kalangan remaja menjadi sasaran penggerakan masyarakat dalam upaya promosi kesehatan jiwa dan Napza kali ini.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja serta masyarakat tentang kesehatan jiwa dan Napza.

Kadis Kesehatan Kabupaten Bintan, Retno Riswati mengatakan kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cenderung meningkat akhir-akhir ini.

Masalah kesehatan jiwa merupakan penyebab beban kesehatan pada seluruh kelompok usia dan menempati peringkat ke-2 pada kelompok remaja. 

Satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental (I-NAMHS, 2022). Remaja dengan gangguan mental akan mengalami gangguan atau kesulitan dalam melakukan keseharian dan menurunkan kualitas hidupnya.

"Prevalensi depresi di Indonesia pada tahun 2023 sebesar 1,4 persen." 

"Prevalensi depresi paling tinggi ada pada kelompok anak muda (15-24 tahun), yaitu sebesar 2 persen," kata Retno, Jumat (25/10/2024).

Depresi merupakan penyebab bunuh diri yang cukup tinggi. Proporsi anak muda dengan gangguan depresi yang pernah berpikir untuk mengakhiri hidup 36 kali lebih besar dibandingkan dengan anak muda yang tidak depresi (Data SKI, 2023).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, telah terjadi peningkatan jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat dari 173 orang di tahun 2022 meningkat menjadi 203 orang di tahun 2023 dan hingga September 2024 meningkat lagi menjadi 214 orang. 

"Selain jumlah ODGJ berat yang meningkat, jumlah penyandang gangguan jiwa seperti depresi dan gangguan cemas juga mengalami peningkatan," jelas Retno. 

Dari hasil skrining kesehatan jiwa selama tahun 2024 pada remaja usia 10-18 tahun yaitu dari 10.267 orang yang diskrining, 847 orang (8,2 persen) yang terindikasi masalah kesehatan jiwa.

Dari 862 orang remaja yang diskrining NAPZA, 118 di antaranya terindikasi berisiko rendah dan sedang menggunakan NAPZA.

Remaja merupakan aset berharga penerus bangsa.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved