Menilik Usaha Tradisional Warga Resang Lingga Bikin Sagu Ubi yang Sudah Turun Temurun

Warga Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri masih meneruskan usaha tradisional membuat sagu ubi di gubuk kayu

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
Menilik Usaha Tradisional Warga Resang Lingga Bikin Sagu Ubi yang Sudah Turun Temurun - Usaha-sagu-ubi-Lingga.jpg
Tribunbatam.id/Febriyuanda
USAHA TRADISIONAL - Usaha Tradisional warga Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri membuat sagu ubi, dalam proses giling.
Menilik Usaha Tradisional Warga Resang Lingga Bikin Sagu Ubi yang Sudah Turun Temurun - Usaha-sagu-ubi-Resang-Lingga.jpg
Tribunbatam.id/Febriyuanda
LINGGANG SAGU UBI - Proses melinggang yang dilakukan warga di Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri dalam pembuatan sagu ubi
Menilik Usaha Tradisional Warga Resang Lingga Bikin Sagu Ubi yang Sudah Turun Temurun - Usaha-tradisional-sagu-ubi-desa-Resang.jpg
Tribunbatam.id/Febriyuanda
PEMBUATAN SAGU UBI - Proses mengayak yang dilakukan warga di Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri dalam pembuatan sagu ubi
Menilik Usaha Tradisional Warga Resang Lingga Bikin Sagu Ubi yang Sudah Turun Temurun - Usaha-tradisional-Sagu-Ubi-di-Desa-Resang-Lingga.jpg
Tribunbatam.id/Febriyuanda
GUBUK KAYU - Tempat usaha tradisional sagu ubi warga Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri

Pengolahan sagu dilakukan hampir setiap harinya sebagai usaha tradisional, yang setidaknya dilakukan empat pekerja, di antaranya Ramlah, Maisum, Fatimah, dan Atos.

Dalam pemasarannya, mereka menjual per-canting atau per-sukat dengan harga Rp 9 ribu.

"Satu pembuatan tergantung banyak ubi, kadang dapat satu 30 sampai 60 canting," ungkap mereka.

Menurut mereka, hingga saat ini masih banyak warga setempat yang masih meminati makanan tradisional ini.

"Nelayan kalau turun melaut sering bawa bekal ini. Kadang dititip di warung, ada aja lah yang beli," imbuh Maisum.

Biasanya warga memakannya langsung ataupun ada yang menggunakan lauk.

"Biasa ada juga makannya dicampur kukur kelapa atau pisang, sama ikan. Kalau kami di kampung ini boleh aja makannya dicampur apa," tambahnya.

Baca juga: Pakaian Adat Warnai Upacara Bendera Peringatan Sumpah Pemuda di SMPN 1 Singkep Lingga

Hingga saat ini, usaha tradisional pembuatan ubi menjadi sagu terus dijalankan sekelompok warga di Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan ini.

Selain mengisi waktu kosong, kegiatan ini juga sedikit menambah penghasilan bagi mereka sebagai ibu rumah tangga.

Maisum menyebutkan, tantangan sendiri dalam usaha ini, yakni menjaga kebun ubi yang sering diganggu monyet.

Meski keuntungannya tak seberapa, warga mampu meneruskan usaha lama ini hingga bertahan sampai sekarang. (Tribunbatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved