Menilik Usaha Tradisional Warga Resang Lingga Bikin Sagu Ubi yang Sudah Turun Temurun
Warga Desa Resang, Kecamatan Singkep Selatan, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri masih meneruskan usaha tradisional membuat sagu ubi di gubuk kayu
Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Desa Resang, wilayah ujung paling Selatan di Pulau Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyimpan banyak sisi menarik di dalamnya.
Salah satunya usaha pengolahan makanan sagu ubi yang masih sangat tradisional, dilakukan sejumlah wanita di Dusun Nampak, Desa Resang.
Mereka bekerja di sebuah gubuk kayu, yang terletak di perkebunan tak jauh dari pemukiman warga setempat.
Saat ditemui Tribunbatam.id, ibu-ibu ini tampak sibuk melakukan proses linggang yang dilakukan di atas tikar terbuat dari daun pandan atau mereka sebut daun jakas.
Baca juga: Sekolah Ikut Bangga, Kamsul Sudirman Siswa Lingga Masuk Tim Voli Kepri di Pra Popnas
Pada proses linggang ini, di mana ubi yang sudah dihaluskan dan ditumbuk, dicecah atau 'dikacau', menggunakan tangan di atas tikar daun, kemudian diayak hingga lebih halus.
Proses ini bisa memakan waktu kurang lebih 30 menit.
"Enam kali linggang dan tiga kali ayak," ungkap Ramlah (35), salah satu wanita yang bekerja saat itu, Rabu (30/10/2024).
Dalam proses membuat ubi menjadi sagu ini, bisa memakan waktu setidaknya selama empat hari.
Dimulai dari ubi yang panen atau dibeli dikumpulkan, dikupas kulitnya, lalu dipotong kecil kemudian dicuci dan direndam selama tiga malam.
Setelah direndam tiga malam, ubi tersebut dihaluskan menggunakan penumbuk atau lesung kayu tradisional, hingga sampailah kepada proses melinggang.
"Setelah linggang baru digoreng selama tiga jam dijadikan sagu, baru jual. Jual di kampung-kampung aja, sama warga sekitar," ungkap Ramlah.
Dalam menggoreng ubi ini pun, mereka menggunakan sebuah tungku lama, yang dimasak dengan kayu bakar.
"Kalau kayu bakar didapatkan kami kumpulkan di hutan-hutan sini lah," ujar pekerja lain, Maisum (65).
Mereka pun menyebutkan, usaha ini telah berlangsung selama puluhan tahun.
Baca juga: Tarian Zapin Jadi Warisan Budaya, SMPN 1 Singkep Lingga Lestarikan Lewat Gelar Karya
"Tak terhitung tahunnya, pokoknya dari zaman Presiden Soeharto usaha ini sudah dikerjakan, dari datok nenek kami, usaha turun temurun. Jadi tanah kami di atas bukit itu tanam ubi semua," ujarnya.
Ular Kobra Masuk Rumah di Lingga, Warga Lapor Damkar dan Langsung Dievakuasi |
![]() |
---|
Sejumlah Napi di Lapas Dabo Singkep di Lingga Ikuti Program Kejar Paket A, B, dan C |
![]() |
---|
Warisan Bernapas di Daik, Kenduri Budaya Lingga 2025 Disambut Hangat Masyarakat |
![]() |
---|
Daftar 7 Berita Populer Hari Ini, Tersangka Korupsi Jembatan di Lingga Bertambah, Kabid PUTR Ditahan |
![]() |
---|
Malaysia Lirik Kabupaten Lingga untuk Proyek Karbon Kredit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.