DISKOMINFO KEPRI

Perkumpulan Pembudidaya Ikan Napoleon Wrasse di Kepri Terbentuk di Batam

Salah satu pembudidaya ikan Napoleon di Provinsi Kepri berada di Kabupaten Kepulauan Anambas. Berikut data DKP Kepri.

TribunBatam.id/Istimewa
Kepala Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Batam, Syahrul Amri bersama USAID Ber-IKAN meresmikan kerja sama dengan Perkumpulan Pembudidaya Ikan Napoleon Wrasse (PPINW) Provinsi Kepulauan Riau, Senin (23/9). 

DKP Kepri Apresiasi Kemitraan USAID Ber-IKAN dan Perkumpulan Pembudidaya Napoleon sebagai Langkah Mendukung Perikanan Berkelanjutan di Provinsi Kepulauan Riau

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Batam, Syahrul Amri bersama Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) Ber-IKAN meresmikan Perkumpulan Pembudidaya Ikan Napoleon Wrasse (PPINW) Provinsi Kepulauan Riau.

Perkumpulan pembudidaya ikan Napoleon Wrasse (PPINW) Provinsi Kepri ini dipertegas dalam Nota Kesepahaman untuk mendukung perikanan berkelanjutan di Indonesia, khususnya Provinsi Kepulauan Riau di salah satu hotel di Batam, Senin, 23 September 2024.

Seperti diketahui, komoditas perikanan yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau tidak hanya berasal dari perikanan tangkap, tetapi juga dari budidaya. 

Salah satu target perikanan yang  dibudidayakan adalah Napoleon wrasse di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.

Ikan komoditas bernilai ekonomi tinggi ini secara nasional termasuk sebagai jenis ikan yang  dilindungi terbatas.

Baca juga: DKP Kepri Apresiasi Kontribusi Perusahaan dan Kelompok Dukung Gerakan Pangan Murah

Keramba ikan Napoleon milik Dodo di Desa Air Sena, Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (1/3/2015).
Keramba ikan Napoleon milik Dodo di Desa Air Sena, Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (1/3/2015). (TribunBatam.id/Septyan Mulia Rohman)

Sedangkan secara Internasional masuk ke dalam Appendiks II CITES. 

Dimana perdagangannya harus di pantau dan dikelola dengan baik agar dapat menjamin keberlanjutan pemanfaatan dan populasinya di alam. 

Berdasarkan laporan survey ikan Napoleon Kepulauan Anambas yang dikeluarkan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir  dan Laut (BPSPL) Padang pada tahun 2023, total nelayan pembudi daya ikan Napoleon di Kepulauan Anambas mencapai 109 orang yang berada di 6 kecamatan.

Ikan napoleon siap ekspor dalam kondisi hidup di atas 1 kg memiliki harga jual yang tinggi dapat mencapai 1.300.000/kg.

Selama dua tahun terakhir, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau terus menerus mendorong pengelolaan perikanan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati laut Provinsi Kepulauan Riau bersama program USAID Ber-IKAN (Bersama Kelola Perikanan).

Program yang didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat  (USAID) yang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia lewat Kementerian Kelautan dan  Perikanan.

Baca juga: FPK Anambas Gelar Rakor Jelang Pilkada 2024, Bupati Haris Tekankan Suasana Damai

Kehadiran USAID Ber-IKAN, meningkatkan kesadaran sektor swasta di Provinsi Kepulauan Riau untuk menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi tantangan kritis yang dihadapi ekosistem laut negara ini. (*)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved