OKNUM TNI SERANG WARGA

Kisah Korban Penganiayaan Puluhan Oknum TNI Serang Desa di Deli Serdang, Trauma Lewat Markas Armed

Kesaksian korban selamat dari penyerangan puluhan oknum TNI ke Desa Selamat, pada Jumat (9/11/2024) lalu.

|
Editor: Khistian Tauqid
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso (seragam TNI) menanggapi ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed akibat sejumlah anak buahnya diduga membantai warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (9/11/2024). Ia berjanji bertanggungjawab atas insiden yang menyebabkan korban jiwa dan luka. 

TRIBUNBATAM.id - Korban penyerangan puluhan oknum TNI di Desa Selamat di Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Jumat (9/11/2024) malam memberikan kesaksian menegangkan.

Indra Winoto Meilala merupakan satu di antara korban dari warga Desa Selamat yang diserang puluhan oknum TNI dari  Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan.

Lantas Indra meminta keadilan atas penyerangan puluhan oknum TNI yang membuatnya mendapatkan luka berat di kepala.

Baca juga: Permintaan Keluarga Korban Tewas Akibat 33 Oknum TNI Serang Desa, Tidak Minta Nyawa Diganti Nyawa

Indra pun menceritakan detik-detik dirinya dihajar oleh puluhan oknum TNI.

Bermula ketika Indra baru saja pulang ke rumahnya selepas mengajar sebagai guru olahraga di SD Islam Terpadu (IT) Ummu Hafidzah, Kecamatan Sibiru-biru. 

Ketika malam tiba, Indra sedang duduk di rumah sambil bermain handphone.

Tiba-tiba Indra mendengar suara teriakan warga yang melintas di depan rumahnya.

"Saya duduk-duduk lah main handphone di rumah. Sekitar pukul 22.00 WIB, ada ribut-ribut. Warga yang lewat teriak geng motor atau begal gitu," kata Indra saat diwawancarai di rumahnya, Rabu (20/11/2024). 

Indra langsung bergegas mengambil sepeda motornya dan melaju ke arah keributan. 

Tak disangka, Indra yang baru saja memarkirkan motornya langsung dihajar oleh puluhan oknum TNI.

"Lalu, saya ditarik, dipiting, tak ada basa-basi langsung dipukul, dipijak. Kayak mana pengeroyokan lah," ucap Indra. 

Indra berusaha melarikan diri, tapi tubuhnya dihujani pukulan. 

Tak dapat dipastikannya apa saja alat yang dipakai prajurit Armed. Kepalanya pun terluka akibat benda tajam. 

Setelah itu, Indra dibawa ke markas Armed 2/105. Ia didudukkan lalu dibiarkan pulang sekitar pukul 22 50 WIB. Dia diantar menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Hidayah. 

Namun karena rumah sakit itu tak memiliki alat untuk menscreening kepala, dia bersama keluarganya menuju Rumah Sakit Umum Sembiring di Deli Tua. 

"Saya dirawat di situ. Ada delapan jahitan di kepala. Di bagian badan ya ada bekas memar cuma tak ada yang sampai patah," ujar Indra. 

Indra Winoto Meilala (35) saat diwawancarai di Desa Selamat pada Rabu (20/11/2024).
Indra Winoto Meilala (35) saat diwawancarai di Dusun III, Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang pada Rabu (20/11/2024).

Baca juga: Dampak 33 Oknum TNI Serang Desa di Deli Serdang: Warga Masih Cemas, Anak-anak Takut ke Sekolah

Kemudian, pada Sabtu (10/11/2024) sore, sejumlah prajurit TNI menjenguknya. 

Tak lama, dia dibawa ke Rumah Sakit Putri Hijau untuk menjalani perawatan intensif. 

"Di situ, sempat bertemu dengan Pangdam dan mereka minta maaf atas peristiwa penyerangan itu," ungkap Indra. 

Namun, ia tak bisa berlama-lama di RS Putri Hijau. Sebab, dia harus mengikuti simulasi untuk mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPD). 

Pada Selasa (12/11/2024) pagi, Indra meninggalkan RS Putri Hijau untuk mengikuti simulasi tersebut. Kini, Indra kembali menjalani kegiatannya sebagai seorang guru meski kepalanya masih terluka. 

Indra tak memungkiri, hatinya masih belum berdamai atas apa yang sudah dilakukan oleh puluhan prajurit TNI. Bahkan rasa takut masih menghantuinya. 

"Kalau dibilang legowa,ya 100 persen tidak. Saya pun masih merasa takut. Apa lagi saya kan harus bolak balik melewati markas Armed," ujar Indra. 

"Untuk pelaku yang terlibat ini semua. Mau yang memukul atau sekadar mengarahkan, ya diiusut tuntas. Hukum harus tetap berjalan. Saya harap terbuka, siapa-siapa aja pelakunya dan ada sanksinya ke mereka," tutupnya. 

Sebelumnya diberitakan, Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen TNI Yusri Nuryanto telah angkat bicara terkait 45 prajurit TNI yang diamankan atas kasus penyerangan warga Desa Selamat, Deli Serdang, Sumatera Utara. 

Mereka diamankan oleh Polisi Militer Daerah Militer (Pomdam) I Bukit Barisan untuk selanjutnya menjalani pemeriksaan. 

Penyerangan warga Desa Selamat terjadi diduga karena perselisihan antara sejumlah prajurit TNI dan warga Desa Selamat di jalan.

(TribunBatam.id)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Penyerangan Brutal 45 Prajurit TNI di Deli Serdang Menanti Keadilan"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved