HARI GURU NASIONAL 2024
Cahaya di Ujung Negeri, Kisah Guru Zainun dan Asarina, Mengabdi Hingga Akhir Karir di Perbatasan
Kisah inspiratif para pensiunan guru yang telah mengabdi puluhan tahun di Kabupaten Natuna, dalam mencerdaskan anak bangsa
Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Mairi Nandarson
Namun, ada satu hal yang membuatnya berat menghadapi masa pensiun, yaitu meninggalkan para siswa yang telah menjadi bagian penting dalam hidupnya.
“Setelah pensiun, saya merasa sedih karena tidak lagi bisa bertemu dengan anak-anak didik. Saya rindu mengajar mereka,” tuturnya.
Bagi Zainun, profesi guru adalah profesi mulia yang patut dibanggakan.
Ia berharap generasi muda dapat melihat profesi ini sebagai kesempatan untuk membangun masa depan bangsa, terutama di daerah perbatasan seperti Natuna, di mana pendidikan menjadi salah satu kunci pembangunan.
Di sisi lain, ada Asarina (60), mantan kepala sekolah di SMA Negeri 1 Bunguran Timur.
Selama 34 tahun karirnya, ia dikenal sebagai sosok disiplin yang peduli pada kemajuan pendidikan di daerah perbatasan.
“Sejak awal mengajar di tahun 1990, saya sadar bahwa mendidik bukan pekerjaan mudah. Tapi saya optimis, bahwa pendidikan di ujung utara Indonesia adalah hal yang sangat penting dan berharga,” kata Asarina.
Sebagai guru yang langsung diangkat menjadi PNS, ia menekankan pentingnya dedikasi dan tanggung jawab dalam profesi ini.
Baginya, mendidik adalah bagian dari ibadah, di mana ilmu yang diberikan kepada siswa akan menjadi amal jariyah.
“Saya selalu berkata kepada anak-anak, tuntutlah ilmu setinggi-tingginya dan gunakan untuk membangun daerah. Sukses itu dimulai dari komitmen dan tekad dalam diri sendiri,” pesannya.
Dari Zainun dan Asarina, mengajarkan bahwa pendidikan adalah kunci membangun daerah, dan setiap siswa yang mereka didik adalah harapan bagi masa depan Natuna.
Di ujung utara Indonesia, para guru ini menjadi cahaya yang menerangi generasi muda untuk terus maju.
Peringatan Hari Guru Nasional tahun ini bukan hanya momentum untuk menghormati para pendidik, tetapi juga pengingat bahwa di balik angka-angka pendidikan, ada cerita perjuangan, cinta, dan pengabdian yang patut diresapi. (brf).
( tribunbatam.id/birri fikrudin )
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.