Meriahnya Cap Go Meh di Desa Rejai Lingga, Warga Setempat Turut Ramaikan Acara

Etnis Tionghoa rayakan Cap Go Meh pada pertengahan Desember 2024. Warga setempat turut meriahkan acara itu pada Sabtu (14/12).

Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Istimewa
Perayaan Cap Go Meh di Klenteng Hiang Tiang Siang Ti, Kecamatan Bakung Serumpun, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (14/12/2024) malam. 

TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Biasanya perayaan Cap Go Meh termasuk di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri saat suasana Imlek.

Perayaan Cap Go Meh ini turut dilaksanakan etnis Tionghoa di Desa Rejai, Kecamatan Bakung Serumpun di hari lain.

Perayaan itu berlangsung meriah di Kelenteng Hiang Tiang Siang Ti, Desa Rejai, Kecamatan Bakung Serumpun, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (14/12) malam.

Umat Kong Hu Chu di Desa Rejai penuh semangat dalam merayakan ulang tahun Klenteng Hiang Tiang Siang Ti dengan meriahnya.

Kegiatan ini di gelar selama dua hari, yakni 14-15 Desember 2024.

Baca juga: Warga Tionghoa di Rejai Lingga Persiapkan Perayaan Cap Go Meh 2024

Perayaan tersebut tidak hanya disambut oleh umat Kong Hu Chu, namun juga oleh masyarakat setempat yang bergama lain, yang tampak memadati lokasi acara.

Mereka tampak antusias menantikan perayaan yang diisi oleh pertunjukan spektakuler meliputi, artis dari Batam dan Tanjung Pinang,

Ketua Panitia Pelaksana, Ahwat mengatakan, ada keunikan  tersendiri dalam perayaan ini.

Menurutnya, perayaan Cap Go Meh ini bertepatan dengan hari ulang tahun Sembahyang Klenteng Hiang Tiang Siang Ti, dengan digelanya acara ini supaya bisa menurunkan rezeki pada umatnya.

Oleh karena itu, banyak orang juga memasang tulisan dan rezeki di rumah mereka sebagai bentuk permohonan rezeki.

Baca juga: Pemilu Lanjutan di 8 TPS Batu Selicin Batam Bertepatan dengan Perayaan Cap Go Meh

Para umat juga memanfaatkan momen ini untuk berdoa di klenteng untuk memohon rezeki.

Tidak hanya itu, Ahwat menjelaskan, perayaan ini juga dimeriahkan dengan pesta lampion yang menjadi bagian tak terpisahkan dari upacara menyambut perayaan besar.

“Kita umat Kong Hu Chu patut berbangga, sebab Cap Go Meh tidak hanya dikenal di Indonesia dan Tiongkok, namun juga telah diakui secara internasional sebagai perayaan budaya yang mendunia,” ujarnya.

Tradisi ini juga melibatkan upacara tolak bala sebagai bentuk permohonan perlindungan dari bencana, dengan melibatkan banyak peserta.

Sebelum Cap Go Meh, terdapat serangkaian perayaan lain yang melibatkan sembahyang untuk membersihkan altar menjelang perayaan tersebut, menandai musim semi.

Setelah sembahyang kepada Tuhan selama 9 hari, Cap Go Meh mencapai puncaknya dengan rangkaian acara penutup yang meriah dan penuh makna.

Perayaan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, namun juga sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan akan berkah serta perlindungan dari Sang Pencipta. (TribunBatam.id/Febriyuanda)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved