Penggusuran di Batam
Dampak Lain Penggusuran di Tembesi Tower, TPQ Al Hidayah Kini Kehilangan Tempat dan Santri
Ketua TPQ Al Hidayah di Tembesi Tower Nanang Hartanto, mengatakan akibat penggusuran yang dilakukan tersebut, aktivitas belajar mengaji terhenti
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Mairi Nandarson
Laporan Wartawan Tribun Batam, Ucik Suwaibah
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Penggusuran di kawasan Tembesi Tower, Sagulung, Kota Batam tidak hanya berdampak pada pemukiman warga.
Tetapi juga pada keberlangsungan PAUD hingga pendidikan agama yang diselenggarakan oleh Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Al Hidayah.
Ketua TPQ Al Hidayah, Nanang Hartanto, mengatakan bahwa akibat penggusuran tersebut, aktivitas belajar mengaji terhenti, sementara santri terpaksa berpisah dan mengikuti orang tua masing-masing.
"Santri kami ada 98 orang dari usia pra-sekolah hingga SMP. Setelah penggusuran, mereka terpisah."
"Saya mengarahkan mereka untuk bergabung dengan TPQ di tempat tinggal baru mereka."
"Jika mengalami kesulitan, kami siap membantu," ujar Nanang, Minggu (19/1/2025)
Nanang menyebut, sementara ini pihaknya masih berupaya mengumpulkan kembali sebagian santri yang tinggal di sekitar kawasan Tembesi Tower untuk belajar mengaji.
Baca juga: Kondisi Tembesi Tower Batam Pasca Digusur, Lahan Bekas Kampung Mulai Dibersihkan
"Untuk santri yang orangtuanya ngontrak di sekitar sini, kita kumpulkan lagi di mushola Al Jihad di kawasan rusun, santrinya ada sekitar 8-9 anak," katanya.
Mengenai aset, penggusuran juga berdampak pada aset milik TPQ, seperti Al-Qur'an, lemari, dan dampar yang terpaksa disimpan sementara oleh warga.
Namun, banyak barang yang rusak akibat tidak tersimpan dengan baik.
"Kami berharap Pemko Batam tidak diam saja melihat ini."
"Pejabat setempat seolah tutup mata, padahal kami pernah mencetak prestasi hingga tingkat nasional," tegas Nanang.
Dalam penjelasannya, TPQ Al Hidayah memiliki izin resmi sejak 2005, dengan 7 guru dan 3 ruang kelas yang digunakan secara bergantian.
"Ada beberapa guru kita yg menerima insentif dari pemerintah. Berarti ini kan resmi," kata dia.
Meskipun menghadapi banyak kendala, Nanang bertekad untuk terus memberikan pendidikan agama bagi anak-anak.
"Setelah ini, Kita akan pelan-pelan ada lagi, kita kumpulkan lagi, yang sudah terpencar dimana mana saya katakan bilang ke kami agar datanya kami pindahkan juga," katanya.
Nanang juga menyampaikan bahwa koordinasi dengan pihak kelurahan dan kecamatan terus dilakukan untuk mencari solusi terbaik.
Ia berharap pemerintah memberikan perhatian lebih agar pendidikan agama di kawasan ini tidak terhenti akibat penggusuran.
( tribunbatam.id/uciksuwaibah )
Korban Penggusuran di Batam Pasrah Bangunan Rata dengan Tanah |
![]() |
---|
Penggusuran di Seraya Atas, 500 Personel Gabungan Kawal Penertiban Bangunan |
![]() |
---|
Tim Terpadu Batam Kerahkan Dua Alat Berat Gusur Puluhan Bangunan di Seraya Atas |
![]() |
---|
BREAKING NEWS, Penggusuran di Batam Sasar Warga Seraya Atas Jalan Yos Sudarso |
![]() |
---|
Ricuh Penggusuran Tangki Seribu Batam, 11 Tersangka Masih Atensi Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.