Harga Santan di Bintan Melonjak Bikin Panik, Petugas DKUPP Beri Penjelasan
Harga santan semula harga Rp.20 ribu saat ini naik menjadi Rp. 35 ribu perkilogram (kg)
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Agus Tri Harsanto
TRIBUN BATAM.id, BINTAN - Harga santan di pasar Barek Motor Kijang, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau naik signifikan.
Perubahan harga ini diketahui setelah tim terpadu yang terdiri dari DKUPP, DKPP dan Polres Bintan melakukan monitoring harga di pasar tersebut.
Menurut salah seorang pedagang santan di Pasar Barek Motor Kijang Yunita, mengatakan, kenaikan santan ini sudah terjadi sejak 3 bulan lalu.
Harga santan semula harga Rp 20 ribu saat ini naik menjadi Rp. 35 ribu perkilogram (kg).
"Naiknya cukup tinggi sampai Rp 15 ribu perkilogram. Ini bikin kami kaget," ucapnya, Jumat (17/1/2025).
Dia menjelaskan kelapa saat ini susah didapat, petani petani banyak yang panen tidak maksimal tahun 2024 hingga tahun 2025.
Penyebab lain adalah kurangnya buah kelapa saat ini lantaran banyaknya kelapa yang ngantas atau lawas.
"Petani pun banyak ngeluh. Kepala mereka banyak yang gagal panen," ucapnya.
Dirinya berharap agar venomena ini cepat berlalu, agar buah kelapa mudah didapat kembali di pasaran.
"Kami biasa ngambil di marapas, mantang dan numbing semoga cepat normal kembali," pintanya.
Pedagang lainnya Adi mengatakan saat ini terdapat kelapa yang berasal dari Provinsi Riau dan Provinsi Jambi, seperti Kuala Tungkal, Meranti, Tembilahan yang di ekspor ke luar negeri, sedangkan untuk wilayah lokal Kepri tidak diketahui secara pasti.
" Banyak kelapa dari Jambi dan Riau yang di Ekspor sehingga terdampak ke kita," ujarnya.
Sementara itu Kabid Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Micro Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Bintan Setia Kurniawan menjelaskan, dari hasil monitoring memang ditemukan kenaikan harga.
" Memang ada kenaikan, dikarenakan banyaknya petani yang panen tidak maksimal saat ini berdasarkan keterangan pedagang ", jelasnya.
Selain itu dirinya mengatakan untuk saat ini di Bintan juga tidak ada melakukan Ekspor kelapa ke luar negeri, seperti isu yang berkembang dirinya menerangkan bahwa untuk di Bintan dan Kepri tidak ada aktifitas Ekspor kelapa.
"Berdasarkan data autentik dan data yang di himpun melalui aplikasi sepanjang tahun 2024, terdapat ekspor dari PT. Bionesia Foods (Kawasan Industri Lobam) dengan total 2.965.346,410 Kgm, dengan nilai ekspor senilai 5.710.906,26 USD", ungkapnya.
Adapun komoditi ekspor menurutnya bukan merupakan kelapa mentah, melainkan kelapa olahan yang sudah jadi produk seperti CC milk drink, CC water, CC cream, CC low fat milk.
" Tujuan ekspor yang dilakukan PT. Bionesia Foods meliputi 10 negara New Zealand, Bangladesh, German, China, Singapura, Shanghai, AfrikaTimur, Korea, Inggris, dan Australia, dengan negara asal bahan baku kelapa Kuala Tungkal Provinsi Jambi 30 persen, Selat Panjang kabupaten Indra Giri Hilir dan Guntung kabupaten kepulauan Meranti Provinsi Riau 70 persen," katanya.
Berdasarkan data yang dimilik oleh DKPP Bidang Perkebunan Kabupaten Bintan, saat ini area perkebunan di wilayah Kabupaten Bintan, saat ini seluas 4.120 Ha, dengan hasil produksi sebanyak 2.056 Ton per tahun, yang berasal dari 3 kelompok tanaman, dengan rincian, Tanaman Menghasilkan seluas 2022 Ha, Tanaman Belum Menghasilkan seluas 652 Ha dan Tanaman Tua Rusak seluas 1.447 Ha.
"Kita doakan hal ini tidak berlanjut lama. Dan cepat normal kembali," harapnya. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng).
Perusahaan di Bintan Ekspor 28 Ribu Ayam Hidup ke Singapura via Tanjungpinang |
![]() |
---|
Job Fair di Lobam Bintan Selesai, 1282 Pencari Kerja Berhasil Daftar, Kini Tinggal Tunggu Hasil |
![]() |
---|
63 Orang Jalani Seleksi Penerimaan Tenaga Kesehatan di RSUD Bintan, Ini Formasimya |
![]() |
---|
Kibarkan Bendera Merah Putih di Pulau Sentut Bintan, Personel Polres Bintan 1 Jam Arungi Laut |
![]() |
---|
Viral di Kepri Kapal Ikan Terbakar di Perairan Sei Enam Bintan Bikin Warga Panik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.