Inspiratif
Qoriah Asal Karimun Mauludiyatun Hasanah Harumkan Indonesia di MTQ Internasional di Qatar
Kisah Mauludiyatun Hasanah Qoriah asal Kabupaten Karimun berhasil meraih juara III dalam Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Internasional di Qatar
Penulis: Yeni Hartati | Editor: Dewi Haryati
KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Qoriah asal Karimun, Kepri, Mauludiyatun Hasanah (13) harumkan Indonesia di Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Internasional di Qatar.
Di ajang bergengsi itu, siswi sekolah Hidayatul Islamiyah Parit Benut Karimun ini berhasil meraih juara III. Lalu bagaimana sosoknya?
Mauludiyatun atau yang sering dipanggil Iya, merupakan anak ketiga dari pasangan suami istri, Ahmadi dan Jumiatun.
Ia lahir di Desa Pulau Panjang Hilir, Kuantan Singingi, Provinsi Riau, tepatnya 1 Februari 2012.
Baca juga: Senyum Semringah Anak Anggota Polres Karimun Juara Lomba MTQ Sambut HUT Bhayangkara
Mauludiyatun menjadi satu-satunya qoriah yang mewakili Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Indonesia, di ajang Internasional yang diikuti oleh seluruh dunia.
Ayahandanya, Ahmadi menceritakan sejak kecil Iya sudah diajarkan ilmu agama, tak terkecuali mengaji atau tilawah sejak dini.
"Tidak ada yang membedakan cara saya sebagai orangtua dalam mendidik anak. Karena semua orang tua madrasah pertama bagi anaknya, ingin yang terbaik untuk anaknya," ujarnya Ahmadi, Kamis (23/1/2025).
Ahmadi sendiri berprofesi guru ngaji anak-anak di kawasan Paya Rengas, Kelurahan Parit Benut, Kecamatan Meral.
Ia menyebut, keseharian anaknya itu mengawali kegiatan Salat Subuh dilanjutkan dengan mengaji. Begitu pula saat malam sebelum tidur, Iya diwajibkan membaca kitab suci Al-Qur'an.
Perjalanan sang anak mengikuti MTQ Internasional bermula saat mengirim sebuah video sesama rekan-rekan MTQ. Namun semua terjadi atas izin dan campur tangan Yang Maha Kuasa Allah SWT.
"Dia punya link, ada kenalan terus dia kirimkan video (mengaji) itu. Tetapi ini semua ini tentunya cara Allah. Ternyata seleksi dilakukan langsung oleh orang di Qatar," ujarnya.
Ahmadi menjelaskan dalam kancah MTQ Internasional, ada dua jenis seleksi. Pertama pendaftaran melalui Kementerian Agama dan kedua seleksi mandiri tanpa melibatkan pihak-pihak manapun.
Baca juga: Qori Internasional Syekh Eidi Shaaban Dari Tanzania Pukau Warga Bintan lewat Suara Emasnya
"Alhamdulillah anak saya ini mendapat undangan langsung dari Qatar. Ada senior MTQ yang membantu juga dalam proses seleksi. Jadi dia berangkat sendiri, tetapi tiket Pesawat Jakarta-Qatar ditanggung," ujarnya.
Prestasi yang membanggakan itu sempat disangsikan oleh kedua orang tuanya. Karena ilmu yang dimiliki sang anak dinilai belum mumpuni dan pengalamannya yang masih minim.
"Iya (Mauludiyatun) memulai kegiatannya (lomba MTQ) tepatnya sebelum Covid-19 ada sekitar tiga tahun. Pertama kali dia itu kita ikutkan MTQ tingkat Kecamatan dan kemudian berlanjut ke Kabupaten," ujarnya.
"Alhamdulillah sejak saat itu, Iya berhasil meraih juara III, juara II juara I. Itulah awal mula kita didik dia lebih dekat dan cinta dengan Al-Qur'an," timpanya.
Meskipun begitu, sebagai orang tua dirinya tidak pernah memaksa kehendak ataupun keinginan putri bungsunya tersebut.
"Dari kecil dia sudah minat dan cinta dengan Al Qur'an. Mungkin karena melihat anak-anak belajar mengaji di rumah," ujarnya.
Dengan prestasi yang diraih sang anak, dirinya mengaku bangga atas pencapaian yang diberikan Mauludiyatun yang masih dalam kategori anak-anak.
"Syukur Alhamdulillah, saya sebagai orang tua juga tidak menyangka. Pencapaian ini bukan berarti sombong, melainkan prestasi ini agar dapat ditingkatkan dan dapat bermanfaat," ujarnya. (TRIBUNBATAM.id / Yeni Hartati)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.