IMLEK

Warga Tionghoa Lempar Koin ke Kolam saat Perayaan Imlek di Vihara Budhi Bhakti Batam

Lempar koin menjadi kepercayaan tersendiri bagi warga Tionghoa, terutama saat perayaan Imlek di Batam. Mereka percaya doa-doanya akan dikabulkan

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
Tribun Batam.id/ Ronnye Lodo Laleng
PERAYAAN IMLEK  - Umat Budha sedang melempar koin ke kolam di Vihara Budhi Bhakti, Lubukbaja,  Batam saat perayaan Imlek, Rabu (29/1/2025). 

BATAM, TRIBUNBATAM.idVihara Budhi Bhakti Batam tampak berbeda saat perayaan Hari Raya Imlek, Rabu (29/1/2025) sore.

Tempat ibadah umat Budha di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Lubukbaja, Kota Batam itu ramai dengan jemaat yang ingin beribadah.

Lalu lalang umat Budha keluar masuk di vihara itu. Sebagian besar mereka menggunakan pakaian serba merah.

Tidak hanya kaum muda, orang tua bahkan anak kecil ikut merayakan Imlek tahun 2025.

Baca juga: Persembahan Harris Hotel Batam Center Sambut Tahun Baru Imlek 2025 Lewat Path to Prosperity Dinner

Ada aktivitas menarik di sana. Warga Tionghoa berkumpul di sebuah kolam seluas kira-kira 10 meter persegi. 

Mereka berdiri berjejer sembari menatap ke kolam yang sudah dihiasi dengan ikan.

Masing-masing mereka melempar koin lebih dari satu.

Koinnya beragam jenis, mulai dari Rp100, Rp500 dan Rp1000.

Pengunjung Vihara Budhi Bhakti Batam, Vanesa dan Carolin menjadi umat yang ikut serta dalam lempar koin.

Sebelum melempar koin, keduanya tunduk sesaat kurang lebih 30 detik lamanya. 

Koin itu dilempar dengan ayunan pelan. Koin terjatuh ke kolam dengan kedalaman 3 centimeter.

Lempar koin menjadi kepercayaan tersendiri bagi Vanesa sebagai umat Budha.

Niat itu direnungkan Vanesa sebelum melempar koin ke kolam.

Doa dan niat tidak sekadar saja. Dia punya niat sendiri berharap doa yang disampaikan terkabul.

“Iya tadi lempar koin, biar doa dikabulkan,” ujar Vanesa sembari tersenyum lebar.

Ia menyampaikan, tidak ada batasan jumlah koin maupun jenis koin apa yang harus digunakan.

“Bebas aja, mau berapa banyak koin. Tadi saya koin seratus, dua ratus, serta lima ratus,” ucapnya.

Baik Vanesa dan Carolin berharap, perayaan Imlek tahun ini menjadikan kebahagiaan, kehidupan lancar, dan rezeki yang banyak.

Lempar Koin ke Kolam Sebagai Kepercayaan 

Pengurus Vihara Budi Bhakti, Adris menyebut, pelemparan koin ke dalam kolam dipercayai oleh umat Budha agar doa-doanya dikabulkan. 

"Banyak umat Budha yakin dengan melemparkan koin dapat mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan," ujar Adris.

Umat mempercayai ada dewa yang berada di kolam itu.

Kepercayaan ini sudah terjadi sejak zaman dahulu kala. Kepercayaan umat Budha ini ditetapkan sampai saat ini.

"Umat Budha sudah percaya lempar koin sejak dahulu dan terbawa hingga ke generasi sekarang," kata Andris.

Aktivitas lain yang ikut dijelaskan Andris yakni pengadaan dupa dan lilin berukuran besar.

Dupa dan lilin lebih banyak saat perayaan Imlek. Menurutnya pengadaan ini berasal dari sumbangan masyarakat.

Baca juga: Sambut Imlek di Batam, Gema Inti Kepri Berbagi Kasih ke Panti Asuhan dan Panti Jompo

"Kalau Imlek pengadaan dupa dan lilin selalu banyak jika dibandingkan hari biasa," ujarnya. 

Selain dupa dan lilin, pihaknya juga mendapatkan sumbangan berupa lampion-lampion yang terpasang sekitar Vihara.

Perayaan Imlek Sebagai Pergantian Musim Dingin ke Masa Bertani

Tokoh Tionghoa di Kepri, Rudy Chua ikut menyampaikan perayaan Imlek pada zaman dahulu sebagai perayaan pergantian musim dingin ke musim tanam atau bertani.

“Dahulu masyarakat hanya bergantung hidup dengan bertani," katanya. 

Pergantian musim dingin sebagai pertanda baik dengan bentuk perayaannya disebut Imlek. 

Perkembangan zaman pun terus berlanjut. Imlek mulai dirayakan dengan tradisi berkumpul dengan keluarga dan silaturahmi.

Suasana malam Imlek 2575 di Vihara Budhi Bhakti Kota Batam pada malam imlek, Jumat (9/2/2024)
Suasana malam Imlek 2575 di Vihara Budhi Bhakti Kota Batam pada malam imlek, Jumat (9/2/2024) (TRIBUNBATAM.id)


“Mereka melihat bahwa hikmahnya Imlek berkumpul keluarga dan makan bersama. Termasuk juga melakukan mudik,” ujarnya.

Di sisi lain, banyak masyarakat Tionghoa yang datang ke Vihara. Sebab, mayoritas menganut agama Budha.

“Umumnya banyak yang beragama Budha. Walaupun ada juga beragama Kristen, Konghucu, dan Islam,” pungkasnya.  (Endra, Ronnye, Yuki)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved