KONFLIK DI REMPANG

Nenek Awe Tak Gentar Pertahankan Tanah Rempang Batam Meski Berstatus Tersangka, Salah Saya Apa?

Siti Hawa atau Nek Awe, warga Pulau Rempang Batam kini ditetapkan tersangka oleh Polresta Barelang dengan tuduhan merampas kemerdekaan. 

|
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
Ucik Suwaibah/Tribun Batam
DIJADIKAN TERSANGKA - Siti Hawa atau Nenek Awe (67), warga Pulau Rempang Batam dijadikan tersangka kasus Rempang yang terjadi Desember 2024 lalu. Nek Awe heran dengan statusnya itu. Namun dia tak gentar dan tetap berusaha pertahankan tanah Rempang 

Bahkan, ia justru mencoba mencari jalan damai saat peristiwa itu berlangsung. 

"Saya bilang ke polisi waktu kejadian, kalau orang MEG dibawa, orang PT MEG yang di kantor camat itu juga harus pergi. Itu kan punya masyarakat, kalau bisa kita bertemu dan berunding baik-baik di kantor camat," kenangnya.

Namun permintaannya tak mendapat tanggapan. Bahkan, ia heran sampai polisi mengambil tindakan dengan menetapkan dirinya sebagai tersangka.

"Saya heran juga ditetapkan tersangka. Menyentuhpun tidak. Tiba datang surat itu saya bilang, kasih saja ke LBH, ke orang hukum," ujarnya. 

Ia heran, bagaimana mungkin dirinya dituduh merampas kemerdekaan seseorang? 

"Tak ada saya menahan orang, saya nak angkat barang sudah tak bisa, tulang pergelangan dah patah. Saya sudah minta polisi membawa orang MEG itu dan temukan kami, berunding apa yang sebenarnya terjadi di posko saat itu. Tapi tak ada tanggapan," katanya.

Baca juga: Cerita Zakaria Warga Rempang Batam Korban Penyerangan Oknum PT MEG, Saat Sadar Saya di Rumah Sakit

Meski menghadapi ancaman hukum, Nenek Awe tetap tegar. 

Keriput di wajahnya tak menyembunyikan keteguhan hatinya. 

"Alhamdulillah saya sehat, semua baik-baik saja," kata nenek berkerudung merah muda itu.

Meski ditetapkan tersangka, ia tak merasa trauma maupun takut. 

"Memangnya saya buat salah apa?," tanyanya retoris.

Namun ia tak bisa menutup mata terhadap kekhawatiran yang melanda keluarganya. 

Anak-anaknya, begitu juga tetangga, merasa bimbang dan cemas. 

Namun, ia justru menjadi penyemangat bagi mereka. 

"Saya bilang, tetap semangat pertahankan kampung. Jangan patah semangat. Kita tak merusak orang, tapi kampung kita ini yang dirusak," ujarnya dengan nada penuh ketegasan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved