Pembunuhan Putri Regita di Jombang

Pembunuhan Putri Regita di Jombang, Motor dan HP Korban Lenyap, Ayah Nyesal Izinkan Pergi

Meskipun ayahnya sempat mewanti-wanti korban agar tidak pulang larut, korban tetap berangkat menggunakan sepeda motor Honda Vario miliknya dan tidak m

|
Editor: Eko Setiawan
Tribunbatam.id/Istimewa
PEMBUNUHAN DI JOMBANG - Putri Regita Amanda (18) Ditemukan tewas di sebuah saluran kanal di Kabupaten Jombang. Diduga korban disiksa dulu sebelum ditenggelamkan 

TRIBUNBATAM.id, JOMBANG - Kasus kematian Putri Regita Amanda (18) masih menjadi misteri oleh pihak keluarga. Apalagi, selain Putri Regita Amanda pulang tinggal nama, sejumlah barang berharga korban juga tidak ditemukan.

Putri Regina Amanda ternyata masih anak sekolah asal Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.

Korban tinggal di Dusun Sebani, Desa Sebani, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.

Hal tersebut diungkapkan oleh paman korban bernama Suwari (70) saat menunggu proses autopsi di kamar mayat RSUD Jombang.

Dalam wawancara tersebut sang paman mengungkapkan detik-detik korban minta izin untuk keluar rumah.

Ketika itu korban sempat pamit untuk COD barang. Namun korban tidak memberitahu ingin COD barang apa dan di daerah mana.

"Jadi korban ini sekitar hari Senin (10/2/2024) sekitar jam 16.00 WIB sore korban keluar rumah dengan alasan ingin COD barang. Sebelum keluar rumah, korban sudah diingatkan oleh ayahnya agar tidak pulang larut malam," ucap sang paman saat dikonfirmasi awak media pada Selasa (11/2/2025).

Meskipun ayahnya sempat mewanti-wanti korban agar tidak pulang larut, korban tetap berangkat menggunakan sepeda motor Honda Vario miliknya dan tidak memberitahu akan COD barang di daerah mana.

Lama berselang setelah korban keluar dari rumah. Keluarga mulai cemas karena sampai matahari terbenam, korban tak kunjung menginjakkan kaki di rumah.

Lalu pada pukul 20.00 WIB malam ayah korban mencoba menelpon korban karena anak perempuannya yang masih duduk bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 3 itu tidak kunjung pulang.

Dari pengakuan pamannya, ayah korban terus mencoba menelpon korban terus menerus namun handphone korban tidak aktif. Pihak keluarga pun bingung dan terus menerus menelepon korban namun tidak membuahkan hasil.

Sampai pukul 01.00 WIB masuk hari Selasa (11/2/2025) dini hari, keluarga korban kembali menelpon dan handphone korban aktif namun hanya berdering, dan tidak diangkat oleh korban.

"Sampai pihak keluarga mencoba menelpon korban di jam 01.00 WIB malam itulah menjadi komunikasi terakhir keluarga dengan korban," kata pria yang kesehariannya sebagai tukang mebel ini.

Lalu di pagi harinya, keluarga korban terkejut jika korban dikabarkan sudah tidak bernyawa dalam kondisi mengapung di sungai. Pihak keluarga mengetahui kabar tersebut dari media sosial.

"Di pagi hari setelah bangun tidur, pihak keluarga terkejut mendengar kabar dari media sosial (Facebook) jika anaknya a ditemukan tidak bernyawa mengapung di dalam Sungai Kanal Turi-Tunggorno, Dusun Peluk, Desa Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang," ungkapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved