Apple Sepakat Bangun Pabrik AirTag di Batam, Menperin Ungkap Poin Penting Hasil Perundingan
Apple sedang membangun pabrik AirTag di Batam dengan nilai investasi mencapai USD 150 juta. Menperin ungkap sejumlah poin lain hasil perundingan.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Apple akhirnya sepakat untuk menambah investasi mereka dengan membangun pabrik AirTag yang sedang dibangun di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI) mengungkap jika nilai investasi pabrik AirTag yang berlokasi di Batam ini mencapai USD150 juta.
Pabrik AirTag di Batam ini nantinya menjadikan Indonesia sebagai supplier bagi 65 persen AirTag di pasar dunia.
"Dalam hal ini, Apple berkomitmen bahwa komponen baterai AirTag akan dipenuhi dari produsen dalam negeri," ujar Menperin RI, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/2).
Komitmen Apple untuk menambah investasi itu dalam rangka memenuhi sanksi akibat belum menjalankan komitmen inovasi pada periode sebelumnya dengan semestinya.
Baca juga: Rencana Apple Investasi AirTag Apple di Batam, Amsakar: Kita Dukung Jika Memang Benar
Hal ini sesuai yang diatur dalam Permenperin No. 29 Tahun 2017 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam, Dan Komputer Tablet.
Nantinya, perusahaan Global Value Chain (GVC) mereka, yaitu ICT Luxshare untuk berinvestasi memproduksi aksesoris AirTag di pabrik yang sedang dibangun di Batam.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani sebelumnya mengungkap jika pemerintah menargetkan pabrik bisa selesai awal 2026 mendatang.
Setelahnya, pabrik tersebut didorong segera bisa beroperasi.
AirTag merupakan perangkat kecil yang bisa disematkan di berbagai benda, seperti kunci, dompet hingga ponsel.
Baca juga: Apple Bidik Batam Bangun Pabrik Airtag, BP Batam Tunggu Konfirmasi Resminya
Melansir Kompas.com, AirTag berfungsi sebagai penanda dan dapat dilacak apabila benda tersebut hilang.
Meski dilaporkan berjalan alot, perundingan antara Kemenperin RI dan Apple pada Rabu (26/2) lalu menyepakati sejumlah poin penting lainnya.
Serta tertuang dalam penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) untuk komitmen investasi pada periode 2023-2029 antara Kemenperin dengan Apple.
Agus Gumiwang mengungkap poin penting lain dalam kesepakatan bersama Apple di antaranya komitmen perusahaan itu mendirikan pusat penelitian dan pengembangan (R&D) sebagai bagian dari kesepakatan komitmen investasi periode 2023-2029 antara Kemenperin dengan Apple.
Program ini merupakan salah satu bentuk realisasi komitmen Apple yang memilih skema investasi inovasi untuk dapat menerbitkan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bagi produk-produknya.
Pembangunan fasilitas R&D Apple di Indonesia akan menjadikan Indonesia sebagai negara kedua di dunia dan pertama di Asia yang memiliki fasilitas Apple tersebut.
"Selama ini, Apple hanya membangun fasilitas R&D di Amerika, hanya satu negara di luar Amerika yaitu Brazil. Kita akan menjadi negara kedua di luar Amerika dan negara pertama Asia yang memiliki Apple R&D,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melansir laman Kemenperin RI.
Baca juga: Apple Rayu Indonesia Biar iPhone 16 Bisa Dijual, Pilih Batam Pabrik Pembuatan AirTag
Fasilitas R&D Apple di Indonesia tentunya akan membawa dampak positif tidak hanya bagi sektor industri nasional, tetapi juga untuk memperkuat kapasitas riset dan inovasi di dalam negeri.
Selain itu, program ini akan menambah job creation, serta memberikan kesempatan dan mendukung para ahli di perguruan tinggi dan mahasiswa Indonesia untuk terlibat langsung dalam proses riset dan pengembangan.
Menperin mengungkapkan, alasan mengapa Apple membangun fasilitas R&D di Indonesia adalah karena memandang bahwa SDM Indonesia sudah siap untuk mendukung berjalannya fasilitas R&D Apple.
Pendirian R&D Center juga akan melibatkan 15 perguruan tinggi di Indonesia, termasuk ITB, UI, UGM, dan ITS yang tergabung dalam Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDEC).
Apple R&D Center Indonesia nantinya akan berfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM), yang meliputi pengembangan perangkat lunak (software) di bidang kesehatan, Internet of Things (IoT), artificial intellegence (AI).
Di dalam MoU juga disepakati kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Apple, meliputi pendirian Apple Software Innovation and Technology Institute, pendirian Apple Professional Developer Academy, dan keberlanjutan Apple Academy.
Baca juga: Bangun AirTag di Batam, Produk dan Harga HP iPhone 16 Bakal Hiasi Pasar Indonesia Usai Lama Ditunggu
Menperin juga menjelaskan fungsi dari Apple Professional Academy yang merupakan bagian dari komitmen tersebut.
Pada fasilitas tersebut, para ahli, baik yang merupakan lulusan Apple Academy maupun dari luar itu.
"Nanti akan dikumpulkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan teknologi, dan untuk peningkatan skill bagi expert yang ingin menambah skill baru,” ujarnya.
Ketegasan Kemenperin dalam bernegosiasi dengan Apple menunjukkan peran penting pemerintah Indonesia dalam hal ini menciptakan ribuan lapangan kerja baru, mendorong perkembangan ekosistem startup teknologi.
Serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan daya saing Indonesia di kancah global. (TribunBatam.id/*)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Mendagri Tito di Batam Ingatkan Pejabat Publik Jaga Kamtibmas, Jangan Pamer Kekayaan |
![]() |
---|
Direksi PLN Batam Tinjau Command Centre K3, Dorong Digitalisasi Pengawasan K3 |
![]() |
---|
Si Anjas Labuh Layanan Polsek Bulang Batam Bantu Akses Pendidikan bagi Anak Pulau |
![]() |
---|
Mendagri Tito Rakor Bersama Gubernur se-Sumatera di Batam, Sinkronisasi Program |
![]() |
---|
BP Batam Sidak Alih Fungsi Lahan di Sengkuang, Izin untuk Jalan Malah Dibuat Tempat Parkir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.