LAYANAN RSUD RAJA AHMAD TABIB VIRAL
Perjuangan Darman Warga Tanjungpinang Dapat Layanan Kesehatan Pemerintah Hingga Sang Anak Meninggal
Darman, warga Tanjungpinang menceritakan perjuangan dapatkan layanan kesehatan pemerintah untuk sang anak yang berumur 4 tahun hingga meninggal dunia.
Penulis: Yuki Vegoeista | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Langit siang masih terang ketika Darman Hermawan menggendong anak bungsunya, FA (4) yang terkulai lemah.
Bocah perempuan berusia empat tahun itu mulai kehabisan tenaga, napasnya tersengal dan kulitnya pucat pasi.
Tanpa berpikir panjang, Darman sang orang tua membawanya ke Puskesmas terdekat — berharap ada secercah harapan untuk menyelamatkan buah hatinya.
Pukul 13.00 WIB, mereka tiba di salah satu Puskesmas di Kota Tanjungpinang, Kepri.
Petugas medis sigap memberikan pertolongan pertama, berusaha membuat bocah perempuan yang begitu ia cinta untuk bertahan.
Perlahan, kondisi sang anak mulai membaik.
Baca juga: Viral di Kepri Balita Meninggal di RSUD Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang Gegara Ruang PICU Terbatas
Napasnya sedikit lebih teratur, Darman sempat merasa lega meski hanya sejenak.
Tapi jauh di lubuk hatinya, ia tahu, FA butuh perawatan lebih intensif.
"Di Puskesmas itu sudah ditangani dengan baik. Alhamdulillah, anak saya sempat mulai bangkit. Tapi kenapa enggak langsung dirujuk aja ke rumah sakit yang alatnya lebih lengkap?" kenang Darman saat ditemui, Kamis (6/3/2025).
Harapan Darman untuk segera membawa FA ke rumah sakit kandas saat petugas Puskesmas mengatakan mereka harus menunggu asesmen dari dokter spesialis di Rumah Sakit Provinsi.
Tanpa asesmen itu, ambulans tidak bisa langsung melaju dan FA harus tetap bertahan di Puskesmas yang fasilitasnya terbatas.
Baca juga: IDI Natuna Tanggapi Rencana Sejumlah Dokter Spesialis Mundur Dari RSUD, Bentuk Kekecewaan
Waktu terus berjalan, tapi keputusan tak kunjung datang. Darman mulai gelisah.
Ia melihat kondisi anaknya yang kembali melemah dan merasa tak bisa tinggal diam.
"Saya sampai bilang, kalau gitu biar saya bawa sendiri aja pakai mobil pribadi," ucapnya dengan suara yang terdengar mulai bergetar mengingat kembali kejadian itu.
Dengan mata yang berkaca-kaca, Darman menceritakan jika seorang staf di Puskesmas mennyebut jika anaknya tidak boleh membawa infus dan tabung oksigen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.