TANJUGPINANG TERKINI

Disdagin Tanjungpinang Pastikan Minyak Goreng Aman, Tak Ada Temuan Pengoplosan

Disdagin Tanjungpiang tidak menemukan indikasi pengoplosan atau pengurangan volume minyak goreng yang dijual pedagang.

Penulis: Yuki Vegoeista | Editor: Thomas Tonek Thomlimah Limahekin
TribunBatam.id/Yuki Vegoeista
RIYANTO - Kepala Bidang Stabilisasi Harga Disdagin Kota Tanjungpinang, Riyanto. 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id — Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memastikan distribusi dan kualitas minyak goreng di wilayahnya tetap aman. 

Berdasarkan hasil pemantauan rutin, tidak ditemukan indikasi pengoplosan atau pengurangan volume minyak goreng kita yang dijual di pasar tradisional maupun swalayan.

Kepala Bidang Stabilisasi Harga Disdagin, Riyanto mengungkapkan pengawasan dilakukan secara berkala di beberapa titik distribusi utama, termasuk Pasar Bintan Center dan swalayan-swalayan besar. 

Pemantauan ini dilakukan dua hingga tiga kali sehari untuk memastikan minyak yang beredar sesuai standar dan tidak merugikan masyarakat.

“Hingga saat ini, hasil pemantauan kami menunjukkan belum ada temuan terkait minyak goreng yang dioplos atau volumenya dikurangi. Kami sudah rutin melakukan pengawasan selama dua hingga tiga tahun terakhir, dan kondisinya relatif aman,” ujar Riyanto kepada TRIBUNBATAM.id, Rabu (12/3/2025).

Lebih lanjut, Riyanto menjelaskan minyak goreng yang beredar di Kota Tanjungpinang sebagian besar berasal dari PT Bintang Perkasa. Perusahaan ini langsung mendistribusikan produk ke sejumlah swalayan dan pasar.

Baca juga: Distribusi Minyak Goreng di Kepri Tetap Aman Meski Diterpa Isu Nasional

 

PERIKSA TAKARAN - Tim Subdit Indagsi Ditreskrimsus melakukan sidak dan memeriksa takaran minyak goreng
PERIKSA TAKARAN - Tim Subdit Indagsi Ditreskrimsus melakukan sidak dan memeriksa takaran minyak goreng "MinyakKita" di sejumlah pasar tradisional di Batam  (Beres)

Dengan rantai distribusi yang terpantau jelas, potensi praktik kecurangan bisa diminimalisir. Dari segi harga, minyak goreng di swalayan dijual dengan kisaran Rp 15.700 per liter. Sedangkan di pasar tradisional, harganya bervariasi antara Rp 13.000 hingga Rp 16.000 per liter. 

Harga ini masih tergolong lebih rendah dibandingkan daerah lain, semisal Jakarta di mana harga minyak bisa mencapai Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per liter.

“Kita termasuk  satu daerah dengan harga minyak yang relatif rendah. Jadi, kalau ada selisih harga sedikit di pasar tradisional, kadang masyarakat malas untuk beralih ke swalayan. Tapi yang terpenting, minyak goreng kita terjamin kualitas dan keamanannya,” tambah Riyanto.

Terkait ketersediaan stok, Riyanto menyebutkan kebutuhan minyak goreng di Kota Tanjungpinang mencapai 50 ton per minggu. 

Meskipun menjelang Lebaran biasanya terjadi peningkatan konsumsi, hingga akhir Februari 2025 belum terlihat lonjakan permintaan yang signifikan.

“Biasanya kalau mendekati Lebaran ada kenaikan kebutuhan, tetapi tahun ini kami masih terus memantau. Kalau pun ada peningkatan, kami sudah berkoordinasi dengan distributor dan DP3 untuk mengamankan stok,” tegas Kepala Bidang Stabilisasi Harga Disdagin Disperindag Kota Tanjungpinang itu. (TribunBatam.id/Yuki Vegoeista)

Baca berita Tribunbatam.id lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved