MINYAKKITA OPLOSAN DI KEPRI
Warga Karimun Resah MinyaKita Tak Sesuai Takaran Beredar di Kepri: Ada yang Keruh
Warga Karimun resah dengan keberadaan MinyaKita yang disinyalir tidak sesuai takaran. Emak-emak mengungkap ada kondisi minyak goreng yang keruh.
Penulis: Yeni Hartati | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Warga Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mulai resah dengan keberadaan MinyaKita yang tidak sesuai takaran.
Seorang warga Karimun yang biasa menggunakan MinyaKita, Narti mengaku sempat membaca berita mengenai kabar kurangnya takaran minyak goreng bersubsidi itu.
Menurutnya selain takaran yang tidak sesuai kemasan, tingkat kejernihan setiap minyak merk Minyakita juga berbeda-beda.
"Kemarin sempat beli minyak kemasan bantal dan yang tinggi. Sama-sama satu liter tetapi ada yang bening (jernih) ada keruh. Gak tahu itu kenapa, tetapi memang beda," katanya.
Narti menilai penggunaan MinyaKita untuk sekali pemakaian langsung keruh, apalagi jika pemakaian kedua kali sudah berubah warna kehitaman.
Baca juga: Kadisperindag Batam Pastikan MinyaKita di Pasar sesuai Takaran, Hasil Sidak dengan Polisi
"Makanya kita pakai Minyakita ini cocok untuk jualan, jadi sekali pakai. Kalau jualan lusa kita ganti lagi," katanya.
Dirinya mengaku tidak mengetahui HET Minyakita, karna selama ini ia membeli Minyakita diatas HET dengan Rp 16.500 hingga Rp 17.500 untuk ukuran satu liter.
Baginya, harga tersebut paling murah jika dibanding dengan minyak goreng merk lainnya yang mencapai diatas Rp 20 ribu.
"Kayaknya dulu waktu pertama kali lauching dari pusat sempat Rp 14 ribu ya kalau engga salah. Tapi itu tak lama lah, setelahnya makin naik-naik terus," tambahnya.
Sebagai masyarakat, ia menduga kurangnya takaran minyak subsidi itu dilakukan agar salah satu oknum dapat meraup keuntungan yang cukup besar.
Baca juga: Breaking News, Disperindag Karimun Kemasan Minyakita Tak Sesuai Takaran
"Sekarang ini susah cari orang yang jujur, korupsi merajalela. Minyak bensin aja kemarin dioplos ya kan, kita gak tahu kalau minyak goreng mungkin sama. Kita orang awam ngikut terus," keluhnya.
"Tentunya kami berharap pemerintah bisa dengan tegas tindak para oknum yang selalu mencari keuntungan diatas kesusahan rakyat. Ini bukan masalah kecil tapi ini masalah kepercayaan," tegasnya.
MinyaKita yang tidak sesuai takaran sebelumnya ditemukan di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri dengan dua produsen yaitu PT Musim Mas Batam dan PT Adhitya Serayakorita, Kota Dumai, Provinsi Riau. (TribunBatam.id/Yeni Hartati)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.