RAMADAN 1446 HIJRIAH

Merawat Kemabruran Puasa, dari al-Taib Menuju al-Tawwab oleh Menag RI KH Nasaruddin Umar

Merawat kemabruran puasa oleh Menteri Agama (Menag RI), Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA. Membahas al-Taib menuju al-Tawwab.

Instagram.com/nasaruddin_umar
Tangkap layar akun Instagram Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI). @nasaruddin_umar. KH Nasaruddin Umar, Menteri Agama RI pada Kabinet Merah Putih dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. 

Merawat Kemabruran Puasa (14)

Dari al-Taib Menuju al-Tawwab

oleh: Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA

TRIBUNBATAM.id - Setiap umat Islam diminta untuk senantiasa meningkatkan dan meng-upgrade keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. 

Termasuk meningkatkan kualitas pertobatan seiring dengan bertambahnya dosa dan kesalahan yang dilakukan hamba-Nya. 

Di antara kualitas itu ialah peningkatan dari kualitas pertobatan Al-taib menuju ke kualiutas al-tawwab. 

Al-Tawwab dan  al-taib  berasal dari akar kata yang sama (Arab: Taba-yatubu berarti kembali). 

Dari akar kata ini membentuk kata ¬al-taib (ism fa’il) yang dalam istilah agama Islam berarti orang-orang yang kembali ke jalan yang benar setelah malang melintang di dalam dunia kegelapan dosa dan maksiat. 

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa, Antara Istigfar dan Taubat oleh Menag RI Nasaruddin Umar

Ia kembali kepada jalan Tuhan setelah melakukan zig-zag ke jalan iblis. 

Dari akar kata yang sama juga terbentu kata al-tawwabin dalam istilah tasawuf berarti orang-orang yang bolak-balik kembali ke jalan yang benar karena dipicu oleh penyesalan yang mendalam disertai ketakutan akan murka Tuhan. 

Beda antara keduanya ialah, al-taibin hanya sekali atau sesekali melakukan pertobatan diri. 

Ia seolah-olah membiarkan dirinya terbuai dengan godaan dosa karena mereka yakin pada saatnya pasti akan kembali (taib) ke jalan kebenaran. 

Dosa dan maksiatnya dibiarkan bertumpuk dengan harapan nanti sekalian tobat di masa-masa mendatang jika sidah segalanya sudah berubah. 

Baca juga: Ramadan dan Memahami Tingkatan Doa oleh Menag RI Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA

Sedangkan al-tawwabin setiap kali melakukan dosa, termasuk dosa paling ringan sekalipun, ia selalu kembali dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan. 

Ia sadar betul bahwa ajal bisa datang tiba-tiab tanpa persiapan sebelumnya, karena itu, ia selalu berusaha untuk selalu kembali (tawwab) setiapkali ia melakukan dosa/maksiat. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved