Niat Makin Cantik, Hidung 3 Wanita Malah Benjol Miring Usai Operasi Kecantikan Habiskan Puluhan Juta

Tiga wanita asal Kalimantan Timur menjadi korban malpraktik klinik kecantikan di Jakarta. Mereka melaporkan ke Polda Metro Jaya

Warta Kota/Ramadhan LQ
KORBAN MALPRAKTIK - Tiga perempuan asal Kalimantan Timur diduga jadi korban malpraktik setelah menjalani operasi hidung di sebuah klinik kecantikan di Jakarta. Mereka membuat laporan polisi terkait kasus ini ke Polda Metro Jaya, Rabu (14/5/2025) 

TRIBUNBATAM.id - Niat hati tampil makin cantik dan hidung mancung, tiga wanita asal Kalimantan Timur justru menuai petaka.

Hidung mereka menjadi miring dan muncul benjolan merah.

Mereka diduga menjadi korban malapraktik setelah menjalani operasi hidung di sebuah klinik kecantikan di Jakarta.

Ketiganya mendatangi Polda Metro Jaya dan membuat laporan polisi (LP) terkait kasus dugaan malapraktik yang menimpa mereka, Rabu (14/5/2025).

Laporan itu tercatat dengan nomor LP/B/3196/V/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA tertanggal 14 Mei 2025.

Terlapor dalam laporan ke 3 wanita itu adalah sebuah klinik berinisial DBC, seorang dokter berinisial SFT, serta agen pemasaran berinisial RP atau B.

“Kedatangan kami pada sore hari ini ke Polda Metro Jaya adalah untuk melaporkan dugaan malpraktik yang dialmi oleh tiga klien kami, yang dilakukan oleh salah satu klinik yang bertempat di Jakarta Timur dengan inisial DBC," kata kuasa hukum Andreas Hari Susanto Marbun.

Ketiga korban berinisial NH (31), NHC (27), dan UN (29). Andreas menyebut kondisi korban pasca pertama kali menjalani operasi sangat memprihatinkan.

“Kondisi hidung klien kami tinggi, miring, dan luka. Muncul benjolan merah yang kemudian bernanah dan pecah, mengeluarkan cairan dan darah,” ujarnya.

Setelah keluhan itu muncul, korban kembali mendapatkan tindakan medis dari klinik yang sama, namun hasilnya tidak membaik. 

Bahkan, luka harus dijahit sebanyak lima kali, tetapi tetap terbuka dan memburuk.

“Kondisinya semakin parah. Kami sudah melayangkan somasi pada 25 April 2025, namun respons dari kuasa hukum klinik tidak jelas dan komunikasi terputus,” tambah Andreas.

Ia berharap kepolisian segera menyelidiki kasus ini karena diduga masih ada korban lain. “Selain kerugian materi, para korban juga mengalami cacat fisik permanen,” katanya.

Promosi Selebgram

Salah satu korban, NH, menjalani operasi pada Desember 2024 setelah tertarik dengan promosi dari seorang selebgram yang mengiklankan layanan klinik tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved