Data Stunting di Kepri Terbaru, Dinkes Ungkap 27 Ribu Anak Masih Kekurangan Gizi

Dinkes Kepri mengungkap data 27 ribu anak masih berstatus kurang gizi, bahkan di antaranya masuk gizi buruk.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Endra Kaputra
DINKES KEPRI - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kadinkes Kepri), M.Bisri. Ia mengungkap 27 ribu anak di Kepri masih berstatus kekurangan gizi, bahkan beberapa di antaranya masuk gizi buruk. Foto diambil beberapa waktu lalu. 

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Disdik Kepri) mengungkap 27 ribu anak masih berstatus kurang gizi bahkan gizi buruk.

Kepala Dinkes Kepri, M Bisri mengungkap, meski puluhan ribu anak di Kepri masih berstatus kekurangan gizi, angka stunting di Kepri menurutnya turun 15 persen.

Angka prevalensi stunting di Kepri tahun 2024 turun menjadi 15 persen dibanding 2023 sebesar 16,8 persen.

"Penurunan Stunting ini berkat kerja sama lintas sektor, mulai dari pemerintah, BKKBN, instansi vertikal, sampai organisasi masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting," ucapnya, Selasa (20/5/2025).

Ia pun menyampaikan, pemerintah bersama pihak-pihak terkait akan menggelar aksi intervensi guna mengatasi permasalahan gizi anak-anak di Kepri yang belum optimal.

Baca juga: Dinkes Kepri Sebut Ada Puluhan Ribu Obat Kedaluwarsa, Dipastikan Tidak Digunakan Lagi

Mulai dari pemberian makanan gizi tambahan, pengobatan bagi anak sakit, edukasi stunting, serta peningkatan kualitas layanan kesehatan.

Selain itu, intervensi juga menyasar pada tindakan pencegahan stunting dari hulu, seperti mencegah pernikahan dini, pemberdayaan ekonomi, serta peningkatan sanitasi dan akses air bersih bagi masyarakat atau keluarga berisiko stunting.

"Selain gizi buruk, pemicu stunting itu dipengaruhi sanitasi, ekonomi, budaya hidup, pernikahan dini, hingga pola asuh dan pola makan anak yang salah, sehingga ini memerlukan perhatian khusus semua pihak dalam menangani stunting di Kepri," ujarnya.

Bisri menyampaikan juga, bahwa salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kasus stunting ialah memaksimalkan kader posyandu yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Kepri. Jumlahnya mencapai 10.229 orang.

Sebagai tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh, dan untuk masyarakat, keberadaan kader posyandu amat penting dalam mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan di seluruh siklus hidup, terutama mencegah stunting.

Baca juga: Dinkes Kepri Targetkan 400 Ribu Warga Jalani Cek Kesehatan Gratis di 2025

"Diharapkan kader posyandu terus meningkatkan pengetahuan dan berbagi ilmunya kepada masyarakat sehingga terwujud masyarakat yang peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan,” ucapnya lagi.

Ia menyebut bahwa kader posyandu harus proaktif menggerakkan orangtua untuk mengantarkan anaknya ke posyandu. 

Selanjutnya, melakukan penyuluhan tentang pola makan sehat dan mengolah makanan bergizi.

Lalu melakukan identifikasi anak berisiko melalui penimbangan dan pengukuran tinggi badan secara rutin.

Kader posyandu ikut memberikan edukasi tentang stunting dan langkah pencegahannya kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan pengasuh anak.

"Pemprov Kepri telah memberi insentif sebesar Rp5 juta untuk 1.467 posyandu se-Kepri. Semoga bantuan ini dapat menunjang posyandu mempercepat penurunan kasus stunting hingga ke pelosok desa/kelurahan," tegasnya. (TribunBatam.id/Endra Kaputra)

 

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved