Ijazah Jokowi

Roy Suryo Ungkap Pemicu Curiga dengan Ijazah Jokowi, Ternyata Bermula dari Guyonan IPK

Roy Suryo mengungkapkan pemicu dirinya terus mempersoalkan ijazah hingga skrips Jokowi.

Editor: Khistian Tauqid
Kolase Kompas.com dan Youtube Metro TV
IJAZAH JOKOWI - Roy Suryo masih belum puas dengan hasil penyelidikan Bareskrim yang telah diungkap ke publik terkait ijazah Jokowi. 

TRIBUNBATAM.id - Kisruh tudingan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilontarkan pakar telematika Roy Suryo tak kunjung selesai.

Padahal, Baresekrim Polri sudah menyatakan ijazah Jokowi asli setelah melewati rangkaian penyelidikan di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor).

Roy Suryo yang berstatus sebagai terlapor malah gentian Bareskrim Polri tidak transparan dalam melakukan penyelidikan ijazah Jokowi.

Terbaru, Roy Suryo mengungkapkan pemicu dirinya terus mempersoalkan ijazah hingga skrips Jokowi.

Ternyata pemicunya bermula dari kalimat yang pernah dilontarkan oleh Jokowi, meski bernada candaan.

Jokowi sempat mengaku soal besar indeks prestasi kumulatif (IPK)-nya yang tak sampai dua.

Oleh karena itu, Roy Suryo mulai menarih curiga tentang keabsahan ijazah Jokowi.

Roy Suryo mengungkapkan hal tersebut saat menjadi bintang tamu di acara To The Point Aja yang diunggah di kanal YouTube SINDOnews, Jumat (30/5/2025).

"Semua sudah terbuka sebenarnya ya," kata Roy.

"Jadi tahun 2013 itu, ada sebuah diskusi yang dilangsungkan di UII, Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta."

"Dihadiri oleh Jokowi, Prof. Mahfud MD, kemudian ada juga Buya Syafii Ma'arif. Moderatornya Mbak Rosi."

"Kemudian, ada candaan di diskusi itu, 'wah ini IP-nya berapa nih kalau untuk capres gitu.'"

"Waktu itu Jokowi masih Gubernur DKI. Nah, kemudian Pak Prof. Mahfud mengatakan 'IP saya 3,8.' Wah, hebat."

"Nah, Jokowi mengatakan 'IP saya tidak ada dua'. Itu perkataan dari mulutnya dia loh ya."

IJAZAH JOKOWI - Foto ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang diunggah oleh relawan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di akun @DianSandiU di media sosial X (dulu Twitter), Selasa (1/4/2025) lalu. Juru Bicara PDI Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli, meminta pendukung Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi tak menanggapi secara berlebihan mengenai pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, soal ijazah palsu.
IJAZAH JOKOWI - Foto ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang diunggah oleh relawan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di akun @DianSandiU di media sosial X (dulu Twitter), Selasa (1/4/2025) lalu. Juru Bicara PDI Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli, meminta pendukung Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi tak menanggapi secara berlebihan mengenai pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, soal ijazah palsu. (Twitter/DianSandiU)

Baca juga: Jokowi Marah soal Tudingan Ijazah Palsu, Rekan Semasa SMA Bongkar Obrolan dengan Mantan Presiden

Kemudian, Roy Suryo mempertanyakan kartu hasil studi atau KHS milik Jokowi yang dipertunjukkan oleh Bareskrim Polri.

Sebagai informasi, KHS merupakan salah satu bukti penunjang keaslian ijazah Jokowi menurut Bareskrim Polri.

KHS ini menjadi bukti bahwa Jokowi menjalani perkuliahan di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan nomor induk mahasiswa (NIM) 1681/KT.

Menurut Roy, ada perbedaan antara durasi kuliah Jokowi antara 1980-1085 dengan pengakuan Jokowi tentang IP di bawah 2.

Kata Roy, jika dalam KHS IP-nya di bawah dua, tidak bisa mengambil lebih dari 15 SKS untuk semester selanjutnya.

Sehingga, lama kuliah Jokowi seharusnya lebih dari lima tahun untuk memenuhi jumlah SKS sebagai syarat kelulusan.

Sementara, Jokowi dinyatakan masuk Fakultas Kehutanan UGM pada 1980 dan lulus pada 5 November 1985.

"Kalau kemarin tiba-tiba dalam Bareskrim tuh ada lembar yang katanya itu adalah lembar KHS ya atau itu kumulatif ya, berarti ada yang bohong. Iya toh? Si penunjuk KHS itu yang bohong atau Jokowi yang bohong. Udah kan gampang ya kan gitu," jelas Roy.

"Nggak usah nyari orang lain itu, sudah ada satu kebohongan berarti."

"Nah, dari situ, kita jadi berpikir loh kalau IP-nya di bawah dua... kalau kita pernah kuliah ya kita akan mengerti IP di bawah 2 itu enggak bisa ngambil SKS semester selanjutnya lebih dari 15. Berarti selesainya enggak mungkin 5 tahun."

"Kalau dia ngambilnya hanya 15 SKS satu semester. Maka kalau 2 semester, itu 30. Untuk mencapai S1 itu harus 148 sampai dengan 150-an, jadi lebih dari 5 tahun. Apalagi ini fakultas eksakta."

Selain itu, Roy Suryo juga menegaskan, bahwa di UGM semasa itu, IP kurang dari 2 untuk tingkatan sarjana muda harus dievaluasi atau bahkan mungkin DO atau drop out.

"Bahkan di UGM itu, kalau IP kurang dari 2 pada level 2 tahun ke sarjana muda. Kan dulu masih ada sarjana muda ya. Itu akan dievaluasi, bahkan mungkin drop out ya, disuruh do atau suruh pindah," tandasnya.

Guyonan Jokowi IPK di Bawah 2.00

Dilansir TribunSumsel.com, Jokowi pernah melontarkan candaan bahwa dirinya mendapat IPK di bawah 2.00.

Candaan soal IPK ini disampaikan Jokowi dalam sebuah seminar bertajuk "Memimpin dengan Hati" yang digelar Universitas Islam Indonesia (UII).

Seminar tersebut digelar pada 28 Juni 2013.

Dalam seminar, Jokowi dan Mahfud MD bercerita tentang raihan indeks prestasi (IP) masing-masing saat lulus dari kuliah.

Saat itu, Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Mahfud MD menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM RI (Menkopolhukam).

Moderator Rosiana Silalahi menggoda para pembicara dengan menyebut Mahfud dan Jokowi sebagai pasangan ideal untuk Pemilu Presiden 2014.

Kemudian, Jokowi menerangkan bahwa dirinya bisa lulus dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di bawah 2.00.

(TribunBatam.id)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Tak Ujug-ujug Curiga Soal Ijazah Jokowi, Roy Suryo Singgung Pengakuan Jokowi IPK di Bawah 2.00"

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved