2 Orang Bukan Perempuan Asli Ikut Diperiksa Polisi Gegara Tarian Erotis di Tasik

Tiga penari erotis di sebuah kafe di Tasikmalaya, diperiksa polisi terkait video yang beredar. Dua di antaranya ternyata bukan perempuan asli

|
Editor: Dewi Haryati
KOMPAS.com/ Junaedi/ Arsip via TribunJabar
ILUSTRASI - Tarian erotis yang disuguhkan sejumlah grup musik di Polewali menjadi tontonan anak-anak. Di tempat lain, Polres Tasikmalaya Kota periksa empat orang terlibat aksi tarian erotis di Cafe Crown, di Kota Tasikmalaya, beberapa waktu lalu. Dari hasil interogasi, terungkap dua penari bukan perempuan asli 

TASIKMALAYA, TRIBUNBATAM.id - Dua orang bukan perempuan asli ikut diperiksa polisi terkait tarian erotis di sebuah kafe di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sebenarnya, ada empat orang yang diperiksa polisi terkait aksi ini. Tiga di antaranya merupakan penari, termasuklah dua laki-laki yang berperilaku perempuan itu. 

Satu lagi manajer di kafe tersebut.

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota AKP Herman Saputra mengatakan, pihaknya sudah meminta keterangan dan klarifikasi kepada tiga orang yang melakukan tarian erotis dan pihak terkait lainnya.

Adapun tarian erotis ini terjadi di Cafe Crown, di Kota Tasikmalaya, beberapa waktu lalu.

Polisi pun turun tangan menyikapi video yang beredar.

Namun, keempatnya tidak dikenakan pidana dan hanya dimintai klarifikasi atas kejadian tersebut.

"Yang kita diperiksa itu manajer dari Crown, dan tiga orang yang ada di video, dua cowok dan satu perempuan," ungkap AKP Herman ketika dikonfirmasi wartawan TribunPriangan.com, Minggu (8/6/2025).

Ia mengatakan, pada saat diamankan, dua orang penari pria itu diketahui berperilaku seperti perempuan dan satu lagi perempuan asli.

Bahkan salah satu penarinya berprofesi sebagai penjual bakso ikan yang kerap mangkal di sekolah wilayah Kota Tasikmalaya.

"Jadi yang sempat joged sampai lempar bra itu cowok, tapi bra tersebut milik temen perempuannya. Dan semuanya dalam keadaan mabuk," kata AKP Herman.

AKP Herman menegaskan tidak ada tindak lanjut melalui proses hukum dan mereka hanya dimintai keterangan serta klarifikasi usai kejadian.

"Kalau untuk sementara yang kita kenakan hanya klarifikasi saja nanti sambil ada pendalaman. Bahkan mereka menangis pas kita periksa di hadapan orang tuanya," ucapnya.

Untuk motifnya, ia menyebut ketiga orang yang ada di video tersebut memang hanya mencari saweran dari pengunjung Cafe Crown.

"Iya motifnya mencari tip atau saweran. Dan ketiganya satu geng saling kenal. Pas kita tanya juga, kadang di sawer Rp50 ribu, Rp70 ribu sampai Rp100 ribu," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved