PENGEROYOKAN DJ FIRST CLUB BATAM

Cerita Pilu DJ Stefani, Babak Belur Dikeroyok LC Asal Vietnam Usai Perform di First Club Batam

"Leher saya luka, kepala benjol, wajah memar, tangan dan kaki lebam. Itu jelas terekam CCTV dan sudah diserahkan ke polisi," cerita Stefani

|
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Mairi Nandarson
TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING
KORBAN PENGEROYOKAN - Disc Jockey Stefani (25) warga Sekupang kini terbaring di Rumah Sakit Awal Bros Batam 

"Aku sudah rendah hati minta maaf baik-baik, pakai Google Translate ke bahasa Vietnam."

"Tapi malah dijawab dengan, ‘Aku mau pukul ini cewek,’ dan langsung aku dijambak, ditinju, dipukuli rame-rame," ucap Stefani lirih sambil menunjukkan luka-lukanya yang masih membiru.

Setelah sempat dilerai oleh sekuriti, Stevie keluar ruangan. Namun kejadian belum berakhir.

Saat hendak pulang dan mengambil barang di backstage, ia kembali diserang di area parkir belakang klub.

"Leher saya luka, kepala benjol, wajah memar, tangan dan kaki lebam. Itu jelas terekam CCTV dan sudah diserahkan ke polisi," ujar Stefani. 

Tapi yang paling sakit itu, lanjut dia bukan cuma fisik. Di depan banyak orang, di tempat kerja saya, saya dipermalukan. Harga diri saya kayak nggak ada.

Mirisnya, Stefani mengaku bukan satu-satunya korban.

Beberapa hari sebelumnya, seorang DJ lain bernama DJ Dux juga mengalami kekerasan serupa oleh LC yang sama.

"Ini bukan pertama kali, tapi mungkin baru saya yang berani bicara. Saya minta keadilan."

"Saya gak salah, tapi saya yang jadi korban. Kalau saya yang salah, saya bisa terima."

"Tapi ini? Saya dipermalukan dan dihajar hanya karena diseret dalam masalah orang lain," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Stefani mengaku mengalami trauma mendalam setelah kejadian itu.

Ia mengaku tak pernah bermasalah dengan siapa pun, bahkan menghindari konflik. 

"Aku orangnya cuek, jarang punya masalah. Ini pertama kali aku dipukuli begitu, dan oleh sesama wanita pula. Aku trauma, takut kembali kerja," katanya. 

Atas kejadian itu, Stefani tak minta lebih. Ia ingin pelaku dihukum dan tidak ada lagi kejadian serupa yang membuat pekerja seni malam merasa tidak aman.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved