KASUS MUTILASI DI PADANG PARIAMAN

Fakta Baru Kasus Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman, Ternyata Dinda Dimutilasi di Dalam Pabrik

Lima hari pasca mengamankan tersangka pembunuhan berantai di Padang Pariaman, terkuak fakta baru, mutilasi dilakukan di pabrik tempat tersangka kerja,

|
Editor: Eko Setiawan
Dok. Polres Padang Pariaman
DITANGKAP-Satria Johanda (25), pelaku mutilasi di Padang Pariaman, Sumatera Barat, saat ditangkap, Kamis (19/6/2025). 

TRIBUNBATAM.id, PADANG PARIAMAN - Fakta baru terungakap dalam kasus pembunuhan berantai di Padang Pariaman. 

Bahkan dugaan pihak keluarga benar kalau mutilasi ini dilakukan bukan di kebun melainkan di dalam pabrik.

Septia Adinda dimutilasi oleh tersangka Satria Juhanda di dalam pabrik tempat dia bekerja.

Lima hari pasca mengamankan tersangka pembunuhan berantai di Padang Pariaman, terkuak fakta baru, mutilasi dilakukan di pabrik tempat tersangka kerja, Senin (23/6/2035).

Fakta baru ini terkuak setelah pihak kepolisian melakukan interogasi secara intensif pada tersangka Satria Juanda alias Wanda alias koyek.

Intograsi itu membuahkan hasil, bahwa tindak mutilasi dilakukan koyek pada korban Septia Adinda terjadi di pabrik tempatnya bekerja.

Hal itu seakan membantah keterangan awal pelaku yang mengatakan mutilasi terjadi di kebun pada sore Minggu (15/6/2035).

Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman, Iptu AA Reffy mengatakan, keterangan baru ini sesuai hasil intrograsi dan keterangan saksi.

Total sejauh ini pihaknya sudah memeriksa sebanyak delapan orang saksi. Jumlah itu masih akan bertambah nantinya.

“Berdasarkan hasil penyelidikan kami, mutilasi dilakukan korban di pabrik tempatnya berkeja,” ujar Kasat.

Berdasarkan fakta itu pihaknya sudah melakukan pemasangan garis polisi di pabrik tersebut.

Selain pemasangan garis polisi, pihaknya juga mengamankan barang bukti baru yang digunakn tersangka untuk mengangkut potongan tubuh korban.

“Semua nanti akan kami sampaikan setelah melakukan pendalaman terkait kasus ini,” ujar Reggy.

Sejauh ini, Reggy menyampaikan bahwa sudah sebanyak 6 bagian tubuh yang berhasil dikumpulkan pihaknya.

Diantaranya, kepala, badan, tangan, kaki dan sepasang paha, sedangkan potongan lainnya masih dalam proses pencarian. 

Dugaan Keluarga Pakai Mesin

Keluarga korban, yang diwakili oleh ayah Dinda, Dasrizal, ibu Weni, dan paman Donal, mengungkapkan dugaan mengejutkan terkait cara pelaku menghabisi nyawa Dinda.

Mereka yakin, mutilasi tidak dilakukan secara sadis di kebun menggunakan parang, melainkan dengan alat yang lebih canggih, kemungkinan besar sebuah mesin.

"Melihat model potongannya, tidak masuk logika (menggunakan parang). Bisa jadi menggunakan mesin," ungkap Donal, adik Dasrizal, dengan nada yakin.

Pernyataan ini muncul setelah keluarga melihat langsung kondisi potongan tubuh Dinda yang ditemukan.

Kecurigaan ini menambah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh pihak kepolisian dalam kasus yang menggemparkan Pariaman ini.

Selain itu pihak keluarga juga meyakini pemotongan dilakukan oleh Satria Juawanda alias Koyek di pabrik tempatnya bekerja.

Hal itu mengacu pada asumsi alat yang digunakan oleh pelaku, alat serupa itu menurut pihak keluarga bisa ditemui di tempat kerjanya.

Dasrizal, ayah Dinda yang sehari-hari menjadi sopir truk, menuturkan bahwa putrinya adalah sosok yang mandiri dan bersemangat.

Dinda, yang masih terdaftar sebagai mahasiswi di STIE AKBP Khatib Sulaiman, bahkan rela cuti kuliah karena kondisi ekonomi keluarga yang sulit.

"Dia itu semi mandiri, kalau bisa meringankan orang tua daripada menyusahkan," ujar Dasrizal.

Dasrizal, saat ditemui di rumah duka menerangkan bahwa masalah utang piutang antara kedua pihak itu tidak mungkin.

Hal itu ia sampaikan, meski kondisi ekonomi pihak keluarga sedang tidak stabil dalam beberapa waktu belakang.

Kondisi ekonomi itu pula yang membuat Septia Adinda mengambil cuti kuliah di STIE AKBP Kota Padang, beberapa waktu lalu.

“Tapi kalau anak saya berutang pada pelaku, saya tidak yakin. Saya pastikan itu tidak benar,” ujarnya.

Hal ini mengacu pada kebutuhan Dinda (sapaan akrabnya), yang masih bisa dicukupi oleh pihak keluarga sampai saat ini.

Selain itu, Dinda selama berhenti kuliah diketahui juga bekerja di jasa pengiriman barang untuk memenuhi kebutuhannya, supaya tidak merepotkan keluarga.

Dasrizal menyebut, ada hal lain yang menjadi penyebab pelaku berinisial SJ ini melakukan pembunuhan.

“Tentu kami harap pihak kepolisian bisa membuka motifnya, yang pasti saya yakin ini bukan masalah utang piutang seperti yang telah beredar,” ujarnya.

Bahkan, Dasrizal mengaku bisa membayarkan uang sebanyak itu, jika memang anaknya berutang pada pelaku.

“Kalau memang ada utang, saya akan carikan pembayarannya, meski harus buka tutup lubang. Tapi itu tidak mungkin,” tuturnya. (TribunPadang.com/Panji Rahmat)

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved