Perang Iran vs Israel

Iran Sepakat Gencatan Senjata, Siap Bombardir Amerika Serikat dan Israel jika Langgar

Keterlibatan Amerika Serikat dalam perundingan di Teheran membuat Iran sepakat untuk gencatan senjata dengan Israel.

Editor: Khistian Tauqid
Canva/Tribunnews.com
PERANG IRAN ISRAEL - Ilustrasi perang Iran dengan Israel yang dibuat pada Sabtu (21/6/2025). Pejabat tinggi Iran menegaskan penolakan terhadap gencatan senjata. Iran bersiap lakukan serangan balasan besar ke Israel dan AS. Serangan Iran yang menargetkan pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar, pada Senin (23/6/2025) malam, membuat situasi geopolitik di Timur Tengah semakin bergejolak. Iran akhirnya menyetujui gencatan senjata dengan Israel setelah 12 hari perang sengit. 

TRIBUNBATAM.id - Iran akhirnya menyetujui gencatan senjata dengan Israel setelah 12 hari perang sengit.

Keterlibatan Amerika Serikat dalam perundingan di Teheran membuat Iran sepakat untuk gencatan senjata dengan Israel.

Meski demikian, Iran tidak segan untuk menghancurkan Amerika Serikat dan Israel jika melanggar kesepakatan damai.

Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata Iran dan Israel tersebut.

Selain itu, Amerika Serikat dan Iran sudah melakukan diskusi awal terkait program nuklir Teheran.

Perundingan tersebut kembali digelar setelah Amerika Serikat dan Israel menyerang tiga fasilitas nuklir Iran di wilayah Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Perundingan Nuklir Dimulai, Iran Tetap Waspada

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sebagai inisiator gencatan senjata yang memaksa Israel menyetop agresi militer mereka.

“Percakapan itu menjanjikan. Kami berharap,” ujar Witkoff kepada Times of Israel, Rabu (25/6/2025).

“Sekarang saatnya untuk duduk bersama Iran dan mencapai kesepakatan damai yang komprehensif.”

Amerika Serikat juga mengklaim serangan udara di tiga wilayah Iran berdampak pada penurunan kapasitas Teheran dalam memproduksi senjata nuklir. 

Utusan sementara AS untuk PBB, Dorothy Shea, menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa serangan ini, sesuai Piagam PBB, bertujuan mengurangi ancaman Iran terhadap Israel, kawasan, serta perdamaian dan keamanan internasional.

Klaim ini senada dengan pernyataan Trump yang menyebut serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran benar-benar menghancurkan total.

NATANZ DAN KERAMANASHAH. – Kolase Tribunnews.com, Senin (16/6/2025). Citra satelit Maxar, 14 Juni 2025 (kiri), Fasilitas nuklir Natanz di Iran tampak mengalami kerusakan berat, termasuk gardu listrik dan bangunan pengayaan bahan bakar yang hancur akibat serangan udara. – Citra satelit Planet Labs, 7 dan 14 Juni 2025. (kanan), Perbandingan sebelum dan sesudah serangan menunjukkan bekas luka bakar luas di pangkalan rudal Kermanshah, Iran, yang menjadi target serangan militer. Tiga fasilitas nuklir utama Iran, Fordow, Natanz dan Isfahan, mengalami serangan udara yang diklaim telah diluncurkan oleh Amerika Serikat.
NATANZ DAN KERAMANASHAH. – Kolase Tribunnews.com, Senin (16/6/2025). Citra satelit Maxar, 14 Juni 2025 (kiri), Fasilitas nuklir Natanz di Iran tampak mengalami kerusakan berat, termasuk gardu listrik dan bangunan pengayaan bahan bakar yang hancur akibat serangan udara. – Citra satelit Planet Labs, 7 dan 14 Juni 2025. (kanan), Perbandingan sebelum dan sesudah serangan menunjukkan bekas luka bakar luas di pangkalan rudal Kermanshah, Iran, yang menjadi target serangan militer. Tiga fasilitas nuklir utama Iran, Fordow, Natanz dan Isfahan, mengalami serangan udara yang diklaim telah diluncurkan oleh Amerika Serikat. (Kolase Tribunnews.com/Maxar/Planet Labs)

Baca juga: Sudah Beri Peringatan Qatar, Iran Hujani Rudal Pangkalan Udara Amerika Serikat di Al Udeid

Intelijen AS Kontradiksi Klaim Trump: Nuklir Iran Hanya Tertunda

Namun, penilaian awal Badan Intelijen Pertahanan AS justru bertolak belakang dengan pernyataan Trump. Laporan intelijen utama Pentagon ini menyebut serangan terhadap fasilitas nuklir Iran hanya menunda program Teheran selama beberapa bulan.

Sumber internal bahkan memperkirakan Iran bisa memulai kembali program nuklirnya paling cepat dalam 1-2 bulan ke depan.

Penilaian ini membantah klaim para pejabat tinggi AS yang menyebut serangan kombinasi bom penghancur bunker dan senjata konvensional pada akhir pekan lalu telah melenyapkan program nuklir Iran.

Iran Mengancam Balas Dendam Jika Gencatan Senjata Dilanggar

Di tengah perundingan ini, Iran tak tinggal diam. Juru bicara Markas Besar Khatam al-Anbiya, Kolonel Ebrahim Zolfaghari, menegaskan bahwa Iran akan memberikan respons telak kepada Amerika Serikat dan rezim kriminal Israel jika gencatan senjata dilanggar.

Ia memperingatkan agar AS dan rezim Zionis belajar dari "pukulan" yang telah diberikan angkatan bersenjata Iran terhadap wilayah pendudukan dan pangkalan AS Al-Udeid di Doha, Qatar.

Zolfaghari juga menuding rezim Israel menyebarkan kebohongan besar dan telah melanggar wilayah udara Iran dengan drone-drone mereka, bahkan menyerang beberapa wilayah Iran sejak pagi.

Ia menegaskan, angkatan bersenjata Iran siap menghadapi segala bentuk agresi musuh dengan pengetahuan yang menyeluruh.

Sebelumnya, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menyatakan pasukannya akan tetap “menjaga jari di pelatuk” setelah gencatan senjata, untuk merespons setiap pelanggaran.

IRGC juga menegaskan telah menggempur target militer Israel dengan rudal sebagai balasan atas serangan sebelumnya, memberikan “pelajaran historis” menjelang gencatan senjata.

Presiden Pezeshkian Puji Persatuan Rakyat Iran

Di sisi lain, Presiden Masoud Pezeshkian memuji rakyat Iran atas persatuan dan perlawanan mereka di tengah tekanan Israel yang didukung AS. Ia menyatakan kebanggaan atas kemenangan rakyat Iran terhadap rezim Zionis.

Dalam pesannya, Pezeshkian menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kohesi nasional yang terbentuk selama perjuangan 12 hari yang berujung pada gencatan senjata.

Ia memprediksi masa depan yang lebih cerah bagi Iran dan menegaskan bahwa kerusakan yang diderita musuh jauh lebih besar daripada yang dialami Iran sendiri.

Pezeshkian juga menyatakan bahwa Iran sangat meyakini stabilitas kawasan dan hidup berdampingan dengan negara-negara tetangga, menegaskan bahwa kemampuan pertahanan Iran dipersembahkan untuk kepentingan negara-negara regional, Muslim, dan tetangga.

Ia menekankan pentingnya kewaspadaan bersama untuk menggagalkan upaya musuh memecah belah.

(TribunBatam.id)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Iran Marah, Jika Gencatan Senjata Dilanggar AS dan Israel Siap Terima Hukuman Telak"

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved