Gubernur Kepri Ansar Ahmad

Gubernur Kepri Putar Otak Tekan Tarif Listrik di Batam Naik, Singgung Gas dari Natuna Buat Singapura

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengungkap penyebab tarif listrik di Batam naik untuk golongan tertentu sejak 1 Juli 2025.

TribunBatam.id/Endra Kaputra
GUBERNUR KEPRI - Gubernur Kepri, Ansar Ahmad saat diwawancarai beberapa waktu lalu. Ia mengungkap cara untuk menekan tarif listrik di Batam yang naik. Ansar Ahmad pun mengungkap penyebabnya. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) mendiring proyek metering gas di Pulau Pemping agar terkoneksi ke Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepri.

Ini menurut Gubernur Kepri, Ansar Ahmad penting sebagai solusi untuk menekan tarif listrik di Batam naik.

Solusi lain untuk menekan tarif listrik Batam naik, menurut Gubernur Kepri dengan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO).

Dimana sebagian gas dari Laut Natuna Utara, Provinsi Kepri yang selama ini dikirim ke Singapura bisa digunakan untuk kebutuhan energi Batam.

“Kami yakin, kebutuhan listrik di tahun 2027 akan naik signifikan, sekitar 2 sampai 4 gigawatt, terutama karena kehadiran data centre. Kita harus kompetitif dengan Johor, jangan sampai harga listrik kita mahal dan kalah saing,” katanya saat ditemui di PT Stania Batam, Kamis (10/7/2025).

Ia pun mengungkap penyebab tarif listrik di Batam naik mulai 1 Juli 2025 untuk kategori tertentu itu.

Kondisi ini dipicu lonjakan harga gas yang menjadi bahan bakar utama pembangkit listik milik PLN Batam.

Selama ini, mesin pembangkit listrik mengandalkan pasokan pipa gas dari Grisik, Sumatera Selatan (Sumsel).

Namun, karena produksinya menurun, 30 persen pasokan harus diganti dengan gas alam cair (LNG) yang diimpor. 

“Konversi ke gas alam cair menyebabkan biaya operasional lebih mahal, harga LNG jauh lebih tinggi. Proporsi pemakaiannya pun berubah menjadi 70 persen LNG dan 30 persen gas pipa,” beber Gubernur Kepri itu melansir Kompas.com.

Ia menyebut harga LNG saat ini berkisar 13–15 dolar AS.

Sedangkan gas pipa hanya sekitar 7 dolar AS. 

Selain itu, biaya pengiriman gas LNG dari Lampung ke Batam juga menambah beban operasional. 

Meski demikian, Ansar Ahmad mengaku belum menerima laporan resmi dari Pemerintah Kota Batam terkait kenaikan tarif listrik yang sudah berlaku. 

“Kan itu PLN Batam, mungkin mereka bisa diskusi langsung dengan Pemko maupun BP Batam,” ucapnya. 

Tarif Listrik di Batam Naik

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya menetapkan penyesuaian tarif listrik PT PLN Batam sebesar 1,43 persen.

Tarif listrik di Batam yang naik mulai 1 Juli 2025 ini berlaku bagi pelanggan rumah tangga mampu, instansi Pemerintah, serta pelanggan Layanan Khusus dalam skema Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT PLN (Persero) UID Riau dan Kepulauan Riau. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu dalam keterangannya memastikan jika kenaikan tarif listrik di Batam tidak menyentuh pelanggan kecil seperti pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA, pelanggan sosial hingga 2.200 VA, serta sektor industri dan bisnis dipastikan tidak mengalami perubahan. 

Tarif listrik untuk kelompok tersebut tetap mengacu pada tarif pelanggan PT PLN (Persero). 

“Penyesuaian ini hanya berlaku bagi pelanggan rumah tangga mampu dengan daya 3.500 VA ke atas dan pelanggan Pemerintah, dengan kenaikan tarif sebesar 1,43 persen. Sementara untuk pelanggan Layanan Khusus dalam KSO, tarif disesuaikan dengan tarif keekonomian,” ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu dalam keterangannya. 

Ia menekankan bahwa tidak seperti PT PLN (Persero), PT PLN Batam tidak menerima subsidi maupun kompensasi dari pemerintah. 

Sehingga, selisih antara biaya pokok penyediaan tenaga listrik dan tarif yang berlaku menjadi tanggungan PT PLN Batam. 

Dengan diterapkannya penyesuaian tarif ini bagi pelanggan rumah tangga mampu, Pemerintah, dan KSO, margin keuntungan PT PLN Batam diproyeksikan meningkat menjadi 2,73 persen, dari sebelumnya negatif. 

Sementara itu, PT PLN (Persero) memperoleh margin sebesar 7 persen. 

Jisman berharap penyesuaian ini akan mendorong efisiensi operasional dan meningkatkan keandalan pasokan listrik di Batam. 

“Kami berharap dengan adanya penyesuaian ini, PT PLN Batam dapat meningkatkan keandalan pasokan listrik dan kualitas layanan kepada masyarakat di Batam, serta terus mendorong efisiensi dalam operasionalnya,” kata Jisman melansir Kompas.com.

Jisman menyampaikan bahwa Pemerintah sangat berhati-hati dalam menerapkan penyesuaian tarif listrik demi menjaga daya saing dan momentum pertumbuhan ekonomi. 

Penyesuaian tarif listrik di Batam, menurut Jisman, mempertimbangkan sejumlah parameter ekonomi makro seperti nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, serta harga gas dan batu bara yang digunakan dalam formula tarif triwulanan. 

Secara akumulatif, parameter tersebut menunjukkan bahwa tarif seharusnya naik pada Triwulan III 2025. 

Penyesuaian tarif kali juga ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan penyediaan tenaga listrik jangka panjang oleh PT PLN Batam. (TribunBatam.id/*) (Kompas.com)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved