Asal Usul Nama Kota Tanjungpinang di Pulau Bintan, Kini Ibu kota Kepri

Dua penulis mencoba menghimpun asal usul nama Tanjungpinang yang kini ibu kota Provinsi Kepri.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Endra Kaputra
TANJUNGPINANG - Tulisan nama Tanjungpinang di Gedung Gongong, Tepi Laut, Selasa (15/7/2025). Asal usul nama Kota Tanjungpinang, ibu kota Provinsi Kepri menarik untuk dikulik. 

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Banyak versi soal asal nama Tanjungpinang, yang sekarang menjadi pusat dua pemerintahan, yaitu Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) dan Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang

Secara geografis, Tanjungpinang terletak di titik koordinat 0°5' lintang utara raj 104°27' bujur timur, tepatnya di Pulau Bintan.

Masyarakat lebih mengenal asal nama tanjungpinang dari penggalan nama, yaitu sebuah tanjung yang banyak ditumbuhi pohon pinang.

Penulis Toponimi Tanjungpinang, Yoan Sutrisna Nugraha dalam tulisannya mengungkap, pohon pinang itu konon sengaja ditanam di tepian semenanjung oleh sepasang suami istri sebagai penanda tempat untuk memudahkan anaknya yang melaut (nelayan) untuk pulang. 

Pohon pinang sengaja dipilih mengingat tekstur tumbuhan yang mampu menjulang tinggi dan memiliki daya tahan tumbuh yang kuat dibandingkan tanaman lainnya. 

Pohon kelapa teksturnya hampir sama dengan pohon pinang dengan memiliki akar yang berserabut.

Namun membutuhkan waktu yang lama tumbuh dibandingkan pohon pinang. 

Versi lain yang hampir sama Nama Tanjungpinang diambil dari posisinya yang menjorok ke laut dan banyak ditumbuhi sejenis pohon pinang. 

Pohon yang berada di Tanjung tersebut merupakan petunjuk bagi pelayar yang akan masuk ke Bintan dan Tanjungpinang

Ini merupakan pintu masuk ke sungai Bintan, dimana terdapat kerajaan Bentan yang berpusat di bukit.

Penulis lainnya, Rendra Setyadiharja mengungkap jika ada juga yang mengatakan Tanjungpinang berasal dari nama Ai Nang (kemari; China), yang dianggap merupakan pusat pasar dagang yang cukup ramai berada di sepanjang bagian pesisir. 

Kata Ai Nang merupakan ucapan khas para pedagang yang banyak berasal dari Tiongkong dalam menyeru pelanggan agar singgaj ke lapak jualannya.

Namun yang jelas, dalam sejarahnya jika merujuk pada bulu Sulalatus Salatin, kawasan kota ini merupakan bagian dari Kerajaan Melayu.

Setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, Sultan Mahmud Syah menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemeringahan Kesultanan Malaka. 

Kemudian menjadi pusat pemerintajan Kesultanan Johor, sebelum diambil alih oleh Belanda terutama setelah Belanda menundukan perlawanan Raja Ali Haji Fisabilillah tahun 1784.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved