Nasib Chromebook di Kepri

Bantuan Laptop Chromebook Sampai SMPN 3 di Natuna, Mayoritas Rusak, Kepsek Ungkap Kendalanya

Laptop Chromebook Kemendikbudristek RI yang berujung dugaan korupsi sampai Natuna. Di SMPN 3, laptop banyak rusak. Kepsek ungkap kendalanya.

TribunBatam.id/Birri Fikrudin
SMPN DI NATUNA - Gedung SMPN 1 Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Foto diambil Rabu (16/7/2025). 

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Dugaan korupsi laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek RI) menyita perhatian publik.

Terlebih setelah mantan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim ikut diperiksa oleh penyidik Kejaksaan Agung RI (Kejagung).

Penyidik Kejagung menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook itu.

Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar, menyebut kerugian negara dalam kasus ini ditaksir mencapai Rp 1,98 triliun.

Di Kabupaten Natuna, SMP Negeri 3 Bunguran Timur tercatat sebagai salah satu sekolah penerima bantuan Chromebook, dalam program digitalisasi pendidikan dari Kemendikbudristek RI itu.

Kepala Sekolah SMPN 3 Bunguran Timur, Budi Kesumawati membenarkan hal tersebut. 

Ia mengatakan, meskipun dirinya baru menjabat dua tahun terakhir, namun ia membeberkan ada sekitar 15 unit Chromebook di sekolahnya, meskipun mayoritas kini sudah dalam kondisi rusak.

"Sekitar 10 unit sudah rusak, tinggal 5 yang masih bisa digunakan. Itu pun hanya dipakai saat ujian ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer)," ujarnya kepada TribunBatam.id, Rabu (16/7/2025).

Ia menambahkan, bahwa Chromebook tersebut jarang digunakan dalam kegiatan pembelajaran harian.

"Penggunaannya terbatas karena harus terkoneksi terus dengan listrik dan jaringan internet. Selain itu, kalau sekarang ini perangkatnya juga sudah tak idel lagi, sering macet dan cepat panas,” tambahnya.

Berbeda dengan SMPN 3, SMP Negeri 1 Bunguran Timur justru tidak menerima bantuan Chromebook dari pemerintah pusat.

"Kami tidak dapat bantuan Chromebook waktu itu. Katanya hanya untuk sekolah yang melaksanakan ANBK dan membutuhkan perangkat. Kami tidak tahu juga bentuknya seperti apa,” ujar Kepala Sekolah SMPN 1 Bunguran Timur, Zurna.

Ia mengaku baru tahu bahwa sistem operasi pada Chromebook berbeda dari laptop biasa, yakni menggunakan ChromeOS.

Senada, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Disdikbud Natuna, Umar Wirahadi Kusuma, membenarkan bahwa sejumlah sekolah di Natuna memang pernah mendapatkan bantuan laptop Chromebook.

“Ada beberapa sekolah dari jenjang SD hingga SMP yang menerima. Laptop itu memang digunakan untuk keperluan ANBK dan pembelajaran digital siswa,” jelasnya.

Namun Umar mengakui, penggunaan Chromebook memang bergantung pada kesiapan masing-masing sekolah, terutama dari sisi infrastruktur.

“Selama ini tidak ada laporan kendala pemakaian atau kerusakan secara masif, tapi penggunaannya memang sangat tergantung dari kesiapan jaringan dan kebutuhan di sekolah,” tutupnya. (TribunBatam.id/Birri Fikrudin)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved