Nasib Chromebook di Kepri

SMAN 2 Tanjungpinang Hanya Dapat 3 Unit Chromebook, Ini Kondisinya Sekarang

Dua sekolah di Tanjungpinang mengungkap bantuan laptop Chromebook Kemendikbudristek yang jadi sorotan setelah Kejagung menetapkan 4 tersangka.

|
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Endra Kaputra
SMAN 2 TANJUNGPINANG - Tampak depan SMAN 2 Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (16/7/2025). Sekolah ini mendapat 3 unit laptop Chromebook pengadaan Kemendikbudristek RI. Berbeda dengan sekolah itu, SMPN 6 Tanjungpinang mengaku tak mendapat bantuan laptop Chromebook. 

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Bantuan laptop Chromebook program Digitalisasi Pendidikan di Kemendikbudristek menyita perhatian sejak penyidik Kejagung RI memeriksa eks Mendikbudristek RI, Nadiem Anwar Makarim.

Penyidik Kejagung menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

SMAN 2 Tanjungpinang Provinsi Kepri merupakan sekolah yang menerima bantuan Chromebook dari Kemendikbudristek RI itu.

Kepala Sekolah SMAN 2 Tanjungpinang, Kariadi mengatakan, untuk sekolahnya menerima bantuan laptop itu sekitar 2021.

“Untuk sekolah kami itu ada sekitar 3 unit saja,” ucapnya, Rabu (16/07/2025).

Namun, pihaknya belum dapat mewujudkan bentuk fisik laptop tersebut, lantaran masih suasana libur sekolah.

“Kebetulan juga saya dengan beberapa jajaran, termasuk bagian sarana dan prasarana lagi ada kegiatan di Batam,” ucapnya.

Namun, pihaknya menjelaskan, bahwa laptop Chromebook yang didapat digunakan untuk pembelajaran kurikulum merdeka.

“Jadi di dalam laptop itu, ada akun khusus dulu yang dimasukin untuk login. Barulah materi pembelajaran pada kurikulum merdeka ada semua di sana,” bebernya.

Biasanya, para guru menggunakan laptop itu secara bergantian saat memberikan materi kepada muridnya.

Hanya saja, karena keterbatasan unit yang tidak sesuai dengan jumlah kelas, pembelajaran dilakukan pada ruangan laboratorium.

“Kalau untuk laptopnya berfungsi dengan baik kok. Hanya unitnya saja dirasa kurang,”ujarnya.

“Kalau mau lihat fisik laptopnya, setelah balik dari kegiatan di Batam ya, datang ke sekolah,” ucapnya.

Berbeda dengan SMAN 2 Tanjungpinang, tenaga pengajar SMPN 6 Tanjungpinang yang berada di Sei Jang mengaku tidak menerima bantuan tersebut.

“Kalau sekolah kami tidak menerima pula bantuan laptop itu. Gak semua sekolah dapat,” sebut seorang guru pria berkacamata.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved