Jalan Sukses UMKM Kerupuk Atom Kembang Jadi, Camilan Ikan Khas Natuna yang Jadi Buruan Wisatawan
Mengenal Kerupuk Atom, camilan dari Natuna yang dibuat dari ikan tongkol segar, dan diolah dengan resep turun-temurun khas masyarakat pesisir
Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Mengunjungi Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tak lengkap rasanya dengan membawa kerupuk atom.
Camilan berbentuk bulat kecil dibuat dari ikan tongkol segar yang diolah dengan resep turun-temurun khas masyarakat pesisir.
Bukan sekadar makanan ringan, kerupuk atom telah menjadi ikon kuliner dengan cita rasa khas Natuna.
Kerupuk atom ini juga kerap menjadi incaran wisatawan untuk dijadikan buah tangan atau oleh-oleh dari daerah perbatasan ini.
Salah satu produk unggulan, yang datang dari tangan dingin Ishak (67), pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kerupuk Atom Kembang Jadi.
Usaha rumahan yang berdiri sejak 2008 ini telah mengantarkan produk lokal Natuna menembus pasar Batam, Tanjung Pinang, Pontianak hingga Jakarta.
“Dulu saya jualan keliling bawa kerupuk ini. Istri yang bikin, saya juga bantu produksi dan pasarkan. Dari situ kami mulai bangun usaha sedikit demi sedikit,” kata Ishak saat ditemui TribunBatam.id, Selasa (29/7/2025).
Ishak mengawali usahanya dengan modal kecil dan semangat yang besar
Berdua bersama sang istri, mereka mengolah ikan tongkol segar yang dicampur tepung sagu, bawang putih, garam, dan penyedap rasa, dan menggorengnya hingga matang sempurna.
Produk rumahan Kerupuk Atom ini dikenal dengan bentuknya yang kecil dan meletup gurih di mulut.
Usaha milik Ishak ini pun diberi nama 'Kembang Jadi' yang tentunya punya filosofi mendalam.
“Kalau tak kembang, tak jadi. Kalau kembang, artinya berhasil. Nama itu Alhamdulillah juga jadi doa hingga usaha ini terus tumbuh dan berkembang,” ungkap Ishak.
Penghasilan dari usaha sederhana ini pun, ternyata tak tanggung-tanggung.
Ditengah tekanan ekonomi saat ini, produksi kerupuk atom dilakukan hanya tiga kali dalam seminggu.
Dalam kondisi normal, produksi dilakukan hingga lima kali dalam sepekan.
UMKM Kembang Jadi ini bisa memproduksi hingga 75 kilogram kerupuk per hari.
Namun, saat Ramadan dan jelang Lebaran, produksi melonjak drastis.
“Kalau Ramadan bisa tembus 200 kilo per hari karena pesanan dari luar daerah juga naik drastis,” ujar lansia yang kini mempekerjakan sekitar 15 orang itu.
Meski ekonomi sempat melambat beberapa bulan terakhir, Ishak tetap bersyukur.
“Sekarang omzet kami turun sekitar Rp90 juta per bulan. Dulu bisa sampai Rp180 juta per bulan. Yang penting kami tetap bisa bertahan dan karyawan masih bekerja. Kalau sekarang keuntungan bersihnya sekitar Rp20 juta per bulan,” jelasnya.
Kembang Jadi kini tak hanya memproduksi kerupuk atom rasa original, mereka juga menghadirkan varian lada hitam.
Untuk harga, Ishak mulai menjual produk kerupuk atomnya mulai dari harga Rp 10.000 untuk kemasan 80 gram.
Sementara untuk ukuran 160 gram Rp20.000, kemasan 500 gram Rp35.000, dan perkilogram ia jual seharga Rp120.000.
Selain kerupuk atom, UMKM ini terus berinovasi dengan menambahkan produk olahan laut lainnya seperti kerupuk ikan, kerupuk cumi, kerupuk ubi, ikan asin, dan lainnya.
Berawal dari dapur sederhana miliknya, Ishak menjadikan setiap camilan bukan hanya produk, tapi juga sarana memperkenalkan cita rasa khas laut Natuna.
“Untuk tetap bertahan tentu kami jaga betul kualitas ikan, semuanya harus segar. Karena menjaga rasa dan kualitas adalah kuncinya,” tegasnya.
Dalam proses produksi, ikan terlebih dahulu dibersihkan dan dipisahkan dari tulangnya.
Daging ikan kemudian digiling hingga halus, dicampur dengan tepung sagu, bumbu, dan pengambang.
Lalu dibentuk memanjang dan dipotong kecil-kecil sebelum digoreng di minyak panas selama 30 menit.
“Kami masih pakai kayu bakar. Jadi selain menjaga cita rasa, kami juga bantu masyarakat lokal dengan beli kayu mereka,” imbuhnya.
Usaha ini bukan hanya soal penghasilan. Bagi Ishak, kerupuk atom telah mengubah hidupnya dan keluarga.
Dari hasil usaha ini, ia mampu menyekolahkan anak-anaknya, berangkatkan umroh ke tanah suci sekeluarga, hingga membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.
“Alhamdulillah, semua dari kerupuk atom. Walaupun jatuh bangun, tapi kami tidak pernah menyerah dan terus berjuang,” kata Ishak mantap.
Ia juga tak lupa peran dari Pemerintah Daerah Natuna, yang kerap memberi dukungan pada pengembangan UMKM.
“Harapannya kedepan semakin berkembang dan menjadi warisan anak cucu. Terutama untuk memperkenalkan produk khas daerah kita,” tutup Ishak. (TribunBatam.id/Birri Fikrudin)
Update Jadwal Kapal KMP Bahtera Nusantara 01 Singgahi Natuna Periode 22-29 September 2025 |
![]() |
---|
Mahasiswa dan Pelajar di Natuna Turun ke Jalan Galang Dana Bantu Korban Kebakaran Sedanau |
![]() |
---|
Kasus DBD di Natuna Meningkat, 13 Warga Terpapar Demam Berdarah Dalam Dua Pekan |
![]() |
---|
Pengumuman PPPK Natuna Paruh Waktu Keluar, Pemohon Surat Keterangan Sehat di Puskesmas Membludak |
![]() |
---|
Harga Cabai Merah Panjang di Natuna Tembus Rp85 Ribu per Kg, Stok Mulai Menipis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.