MAHASISWA KKN DI SUMBAR

Sempat Dilaporkan Hilang di Hutan, Rombongan Mahasiswa KKN Unand Ditemukan dalam Kondisi Kelaparan

Sempat Dilaporkan Hilang di Hutan Kabupaten Limapuluh Kota, Rombongan Mahasiswa KKN Unand Ditemukan dalam Kondisi Kelaparan

Editor: Mairi Nandarson
DOK BASARNAS VIA TRIBUN PADANG
ROMBONGAN KKN HILANG - Proses penemuan rombongn anak KKN berserta wali nagari dan pemuda setempat oleh Tim SAR di Nagari Pauh Sangik, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat (1/8/2025) dinihari. Koordinator Pos Basarnas Limapuluh Kota, Roni Nur beberapa orang sempat turun untuk menginformasikan kondisi rombongan. 

TRIBUNBATAM.id, PAYAKUMBUH - Rombongan mahasiswa KKN Unand yang sempat dinyatakan hilang di hutan akhirnya ditemukan dengan selamat.

Sebelumnya dilaporkan rombongan mahasiswa KKN Unand itu tersesat di hutan Nagari Pauh Sangik, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota.

Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan Kabupaten paling timur di Provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari 13 kecamatan. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Riau.

Rombongan yang tersesat itu berjumlah 24 orang, terdiri dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) bersama perangkat nagari dan sejumlah pemuda setempat.

Mereka sempat dinyatakan hilang setelah berangkat dari Kantor Wali Nagari Pauh Sangik, Kamis (31/7/2025) pagi, untuk meninjau kawasan kopi hutan.

Hingga pukul 22.00 WIB, mereka belum kembali dan tidak bisa dihubungi. Terakhir, kontak terjadi pada pukul 16.00 WIB di titik koordinat 0°10'47.89"S - 100°26'31.42"E.

Sebelumnya rombongan ini menargetkan kembali sekitar pukul 18:00 WIB, namun karena kondisi tersebut menjadi terkendala.

Laporan yang disampaikan berupa lokasi mereka tidak memiliki akses jaringan, baterai handphone sudah habis, kedinginan hingga alat komunikasi tidak memungkinkan.

Roni menjelaskan beberapa orang dari rombongan itu sempat turun untuk menginformasikan jika mereka kehabisan logistik, kelelahan dan cuaca kurang memadai.

"Ada sebagian rombongan yang turun untuk menyampaikan informasi," ungkap Roni.

"Beberapa orang yang turun adalah masyarakat yang ikut naik dengan rombongan," sambungnya.

"Mereka melaporkan jika rombongan memiliki keterbatasan akses jaringan hingga kekurangan logistik," sebutnya.

 Koordintor Pos Basarnas Limapuluh Kota, Roni Nur mengungkapkan sejumlah penyebab rombongan tersebut bisa tersesat, di antaranya lantaran keterbatasan logistik dan navigasi.

"Berdasarkan cerita dari korban, mereka keterbatasan logistik, alat navigasi tidak mencukupi, kendala penerangan dan jaringan susah," ungkap Roni saat dikonfirmasi Tribunpadang.com.

 Ia juga menjelaskan bahwa rombongan tersebut keliru dalam penghitungan logistik, sehingga tidak mencukupi untuk perjalanan pulang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved