BERITA KRIMINAL

Perkelahian Berujung Maut, Bocah Kelas 4 SD Tikam Leher Pelajar MTs hingga Korban Tewas

Korban diketahui bernama Riski (13), siswa kelas II MTs, warga Dusun II Desa Pauh I, Rawas Ilir. Pelakunya, JM, murid kelas 4 SD yang tinggal di

Editor: Eko Setiawan
Instagram Info Muratara
DIAMANKAN POLISI -- Tangkapan layar Instagram Info Muratara yang diposting Jumat (8/8/2025) memperlihatkan seorang anak yang diduga pelaku penusukan pelajar MTS hingga tewas saat dijemput oleh petugas kepolisian. Kejadian ini bermula saat korban dan pelaku anak terlibat perkelahian. 

TRIBUNBATAM.id, MURATARA -- Warga Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, dibuat geger pada Jumat (8/8/2025) siang.

Seorang bocah SD berusia 9 tahun nekat menikam leher pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga tewas di tempat.

Korban diketahui bernama Riski (13), siswa kelas II MTs, warga Dusun II Desa Pauh I, Rawas Ilir. Pelakunya, JM, murid kelas 4 SD yang tinggal di kecamatan yang sama.

Peristiwa tragis itu terjadi di Jalan Poros Desa Pauh. Menurut keterangan saksi, kejadian bermula dari perkelahian antara korban dan pelaku.

Entah apa yang memicu pertengkaran, namun suasana memanas hingga JM mengeluarkan sebilah pisau dari genggamannya.

Tanpa pikir panjang, JM mengarahkan pisau tersebut ke leher kiri Riski. Tusukan itu langsung membuat korban roboh bersimbah darah.

Baca juga: Buntut Penikaman di Bukit Senyum, Wanita di Batam Ini Lebih Selektif Pilih Tamu

Warga yang melihat kejadian sontak panik dan berusaha menyelamatkan nyawa korban dengan membawanya ke Puskesmas Pauh.

Sayang, pada pukul 13.15 WIB, tim medis menyatakan Riski sudah meninggal dunia.

Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa pelaku menggunakan gunting.

Namun polisi memastikan senjata yang digunakan adalah sebilah pisau.

Kapolres Muratara, AKBP Rendy Surya Aditama, melalui Kasat Reskrim Iptu Nasirin, membenarkan kejadian ini.

“Korban bernama Riski, sedangkan pelaku JM (9), warga Rawas Ilir. Motif keduanya berkelahi masih dalam penyelidikan,” ujar Nasirin, Sabtu (9/8/2025).

Kasus ini menyisakan tanda tanya besar bagi warga setempat.

Bagaimana mungkin perselisihan dua anak kecil bisa berakhir dengan hilangnya nyawa? Polisi kini terus mendalami pemicu perkelahian yang berubah menjadi tragedi berdarah tersebut.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved