Ibunda Prada Lucky Namo Tak Terima Anaknya Tewas Dianiaya Senior, Minta Keadilan

TRIBUNBATAM.id - Kasus kematian anggota TNI Prada Lucky Chepril Saputra Namo hingga kini masih terus bergulir.

Dugaan sementara, Prada Lucky Namo menjadi korban penganiayaan seniornya di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/ Wakanga Mere Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Prada Lucky Namo menghembuskan napas terakhirnya di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, pada Rabu (6/8/2025) sekitar pukul 11.23 WITA.

Kesedihan tentu dirasakan ibunda Prada Lucky Namo, Sepriana Paulina Mirpey mengetahui sang anak tercinta meninggal dunia.

Sepriana masih tak menyangka Prada Lucky Namo bukan tewas di medan perang melainkan akibat dugaan penganiayaan seniornya.

"Saya seorang ibu, saya minta keadilan. Saya punya anak sudah mati sia-sia."

"Mati di medan perang saya terima. Itu tugas dia. Bela negara, bela bangsa. Ini mati sia-sia di tangan seniornya," kata Sepriana dilansir Kompas TV, Minggu (10/8/2025).

Tak berhenti di situ saja, Sepriana juga meminta para pelaku penganiaya Prada Lucky Namo dihukum.

Layaknya ibu yang kehilangan anak, Sepriana ingin pelaku diproses hukum secepatnya dan bila perlu diberi hukuman mati.

Menurut informasi yang diperoleh Sepriana, terdapat 20 orang yang ikut dalam penganiayaan Prada Lucky menggunakan tangan kosong dan selang.

Oleh karena itu, Sepriana berharap proses hukum terhadap pelaku penganiayaan tak pilih kasih.

"Proses mereka pecat bila perlu hukuman mati. Ada 20 orang semua. Bukan empat orang saja, yang hukuman pukul cambuk itu juga semuanya proses."

"Tidak ada bilang pilih kasih semuanya proses. Saya mama kandung saya melahirkan dia. Kalau kalian tidak proses kalian bunuh saya ikut anak saya langsung. "

"Saya sakit hati saya hancur hati saya. Kalian bikin seperti ini," tegas Sepriana.

Baca juga: Sosok Prada Lucky Namo Tewas Diduga Dianya Senior, sang Ayah Berpangkat Serma

Daftar Pelaku Penganiayaan