Kapal Tenggelam di Natuna

Kapal Nelayan Natuna Rusak Parah Usai Karam Dihantam Ombak, Harianto Berharap Ada Bantuan

Harianto, nelayan Natuna bersyukur bisa selamat dari maut saat kapalnya karam dihantam ombak. Meski begitu, kapalnya rusak parah

Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Dewi Haryati
Dok.Warga
KAPAL TENGGELAM DI NATUNA - Kapal KM.Kuda Laut milik Harianto (37) nelayan Desa Kadur, Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Natuna, saat dievakuasi ke daratan usai karam diterjang ombak. Senin (11/8/2025). Kini kapal itu alami kerusakan parah. 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Laut yang biasanya menjadi sahabat berubah menjadi lawan bagi Harianto (37), nelayan asal Desa Kadur, Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Di tengah perjalanan pulang usai mencari ikan tongkol, ombak besar tiba-tiba menghantam kapal kayu miliknya, KM Kuda Laut, Senin (11/8/2025).

Dalam hitungan detik, lambung kapal miring, air masuk deras, dan kapal pun tenggelam hanya berjarak sekitar 1 mil dari bibir pantai rumahnya.

Peristiwa nahas itu terjadi sekira pukul 11.00 WIB.

Siang itu, Harianto memilih pulang lebih awal karena cuaca buruk mengancam, meskipun hasil tangkapannya tak seberapa.

Biasanya ia melaut dari pagi hingga sore hari, membawa secercah harapan bagi keluarganya. Namun Senin itu tidak. Harianto seperti sudah punya firasat buruk.

Setelah kapalnya karam, Harianto mengaku sempat terombang-ambing di lautan selama 30 menit. 

Ia berpegang pada kapal kesayangannya, yang menjadi satu-satunya sumber nafkah sehari-hari.

Beruntung, sebuah kapal nelayan yang melintas di lokasi kejadian melihatnya.

Kapalnya segera ditarik menggunakan tali untuk dibawa ke daratan.

"Setelah hampir sampai ke pantai, bantuan juga disusul tim SAR Gabungan yang membantu menarik kapal ke daratan," ujarnya kepada Tribunbatam.id.

Namun, pemandangan di tepi pantai itu membuat dadanya sesak dan diambang kebingungan.

Mesin kapal rusak karena terendam air, badan kapal jebol, beberapa bagian juga tak elok seperti semula.

"Alhamdulillah saya bisa selamat, tapi kapal saya rusak berat. Itu sumber penghasilan saya, untuk pergi melaut. Sekarang saya bingung mau bagaimana," ucap Harianto lirih.

Ia mengaku tak punya biaya untuk memperbaiki kapal tersebut, dan harus menghela napas menerima musibah yang menimpanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved