Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Kedua kelopak mata Aurel berkedip-kedip mengikuti arah beberapa kamera yang berusaha membidik wajah mungilnya. Sambil sesekali mengeluarkan suara erangan, bayi perempuan berusia lima bulan itu seperti ingin berkomunikasi kepada orang-orang yang datang menjenguknya di kamar 366 Rumah Sakit Awal Bros, Selasa (4/12).
BAYI mungil bernama Isnaeni Aurelia Putri kini sudah bisa bergerak bebas. Beberapa bulan belakangan, Aurel harus menahan sakit karena kelainan fetus in fetu yang ia alami.
Kelainan itu memang jarang terjadi. Di dalam perut Aurel, ada janin lain yang hidup. Oleh kalangan awam, fenomena ini sering dikenal dengan istilah bayi mengandung.
"Nggak ada keluhan apa-apa. Cuma waktu dia umur dua bulan baru ketahuan, tiba-tiba perutnya terus-menerus membesar," ungkap Ayu (28) ibunda Aurel. Sambil sesekali bercanda dengan anak keduanya itu, Ayu kembali bercerita, saat itu pada pemeriksaan awal di RSHB. Menurut dokter Aurel hanya mengalami kembung biasa. Namun herannya, bukannya kempis, kembung yang dialami Aurel terus membesar. Membuat bagian tubuh Aurel yang lainnya kurus kering. Bayi itu bahkan sempat mengalami sesak nafas.
"Karena nggak sembuh juga, kami bawa ke RSOB. Sampai sana di bilang tumor. Bahkan kalau dioperasi pun dia bisa nggak selamat. Mungkin karena usianya yang masih kecil," lanjut wanita berbaju coklat itu sambil menggendong putrinya itu.
Merasa takut kehilangan buah hatinya, Ayu dan suaminya Ismail pun urung mengoperasi Aurel. "Dia memang nggak pernah rewel. Tapi kami yang takut, makanya kami bawa pulang saja dan tunda. Tapi lama-lama badannya makin habis," ujarnya pelan diiringi tawa lepas Aurel yang tiba-tiba pecah.
Lahir dengan berat empat kilogram dan panjang 50 sentimeter, semakin lama dengan kembar parasit yang ikut berkembang biak di perutnya, berat Aurel pun menjadi tidak sempurna.
"Sebelum operasi sekitar awal bulan November kemarin beratnya 6,4 kilogram. Sementara setelah kami operasi 23 November kemarin kembar parasitnya saja seberat 650 gram, sekarang berat badan dia tinggal 4,2 kilogram. Kasus Fetus in fetu atau adanya bayi di dalam bayi ini benar-benar jarang sekali. Mungkin ini yang pertama kali di Kepri," ujar Siti Iqbalwanty, SpBA, dokter spesialis bedah anak.
Melibatkan beberapa orang dokter, mulai dari dokter anastesi, dokter anak, bedah anak, radiologi, dan patalogi anatomi, menurut Siti, Aurel harus berada di meja operasi selama empat jam.
Belum jelas benar apa yang menjadi penyebab penyakit ini. Menurutnya keluhan utama penderita biasanya memang ukuran perut yang terus membengkak. Layaknya parasit, bayi lain yang tinggal di dalam perut Aurel terus menggerogoti tubuh induknya dan merugikan. (*)