BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam, Dendi Purnomo mengungkapkan, saat ini Pemerintah Kota Batam sedang fokus memilih alternatif teknologi canggih yang akan diterapkan dalam pengelolaan sampah di Batam.
Apakah akan menggunakan teknologi gasifikasi, sanitary landfill atau insolator.
Hal tersebut terkait rencana masuknya investornya asing untuk mengubah sampah menjadi sumber energi.
"Beberapa investor sudah kami cek, mereka punya kemampuan. Tapi tetap mekanismenya dilelang. Jadi selain teknologi, harganya juga mesti yang terbaik supaya tidak membebani pemerintah," ujar dia.
Baca: Investor Asing Berminat Ubah Sampah Batam Jadi Sumber Energi
Baca: Jangan Lupa Lakukan Lima Hal Ini Sebelum Mudik
Baca: Dinding Kotor Kena Noda Bekas Banjir, Begini Caranya Biar Kembali Kinclong
Dendi menargetkan untuk lelang investor ini bisa selesai pada 2017. Itu dalam rangka mengejar target Batam bebas sampah pada 2020.
"Kami harapkan tahun ini selesai. Targetnya Batam bebas sampah 2020," kata Dendi.
Penerapan teknologi canggih dalam pengelolaan sampah ini memang diperlukan. Mengingat jika masih menggunakan sistem sanitary landfill, dari luas lahan TPA 46 hektare, umur TPA yang tersisa hanya berkisar 8-11 tahun. Apalagi jika luas lahan TPA itu dikurangi lagi sekitar 20 hektare. Makanya Pemko Batam menggesa program swastanisasi.
Penerapan teknologi canggih dalam pengelolaan sampah di TPA Telaga Punggur itu mendapat respon dari BP Batam. Malah BP Batam mendorong Pemko Batam segera merealisasikannya. Mengingat ketersediaan lahan di Batam yang kian terbatas.
"Batam tanahnya terbatas. Perlu dihemat tanah untuk lahan TPA. Makanya penerapan teknologinya juga mesti canggih," kata Direktur Humas dan Promosi BP Batam, Purnomo Andiantono. (*)