Begitulah pertanyaan yang diajukan Cheung.
Orang banyak bersorak dan bertepuk tangan keras saat Yew mengangguk dan menjawab 'ya'.
Berbicara kepada wartawan, Cheung mengatakan bahwa dia telah merencanakan proses lamaran tersebut sejak bulan Juni.
"Lamaran adalah momen sekali seumur hidup, jadi saya ingin menjadi salah satu yang tidak akan pernah dia lupakan."
"Saya tahu tidak ada yang pernah melakukan lamaran di bandara ini sebelumnya," katanya.
Untuk membuat rencana itu berhasil, Cheung meminta kakak perempuan Yew untuk ikut berlibur ke Singapura.
"Saya membutuhkan pertolongannya sehingga dia bisa menenangkan Kar Yee sambil menunggu saya berdandan setelah 'ditangkap'.
"Perusahaan acara yang saya sewa memiliki hubungan dengan polisi di sini, sehingga berhasil mengajak mereka sebagai bagian dari acara tersebut," katanya, menambahkan bahwa perjalanan Singapura hanyalah tipuan untuk membawa Yew ke bandara.
Yew mengatakan bahwa dia takut dan gugup saat Cheung dibawa pergi.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi, tangan saya gemetar sepanjang waktu," katanya, yang juga ditanggapi Cheung: "Begitu juga saya."
"Ketika saya melihat dia mendatangi saya dengan orang-orang yang bernyanyi di sekelilingnya, saya bertanya mengapa dia berpakaian seperti itu."
"Saya sangat bahagia sekarang, ini menunjukkan bahwa dia sangat spesial dalam banyak hal," kata Yew.
Sekitar 30 orang terlibat dalam lamaran perkawinan Cheung yang direncanakan dengan cermat, yang menelan biaya sekitar 10.000 RM atau sekitar 33 juta Rupiah.
Ditanya apakah dia khawatir dengan penolakan, Cheung mengatakan bahwa pikiran tersebut telah terlintas dalam pikirannya.
"Tapi saya memutuskan bahwa tidak ada gunanya khawatir, saya harus melakukan apa yang saya bisa."
"Dan itu sangat berharga, saya ingin dia memiliki kenangan tak terlupakan untuk menghargai hidupnya," kata Cheung.
(TribunStyle/Yohanes Endra)