TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Beberapa media di Indonesia, Senin (5/3/2018) menyebutkan Mahfud MD digadang-gadang sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendamping Joko Widodo.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mendapat banyak pertanyaan, baik dari media massa mainstream dan media online maupun dari sosial media yang masuk ke akun miliknya.
"Iya saya dapat banyak pertanyaan nih. Yang ditanyakan adalah bagaimana tanggapan saya terkait munculnya nama saya di dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019?" kata Mahfud kepada Tribunnews.com, Selasa (6/3/2018).
Baca: HEBOH! Piala Oscar Milik Aktris Terbaik Frances McDormand Hilang Beberapa Saat Setelah Diterima
Baca: HNSI Anambas Akan Jelaskan Soal Penolakan pada Penyampaian Pansus DPRD ke Dirjen KKP
Baca: Detik-detik Geng Motor Bikin Heboh di Kemang. Sejumlah Orang Terluka
Seperti diketahui belakangan ini nama Mahfud MD muncul di berbagai survei sebagai salah satu cawapres.
Bahkan sebuah majalah mingguan nasional edisi 4 – 11 Maret 2018 pekan ini menyebut Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara se-Indonesia itu sebagai salah satu yang masuk dalam pertimbangan Jokowi, antara lain, bersama Jusuf Kalla dan Moeldoko.
Ketika dimintai tanggapannya tentang hal itu, Mahfud MD mengatakan dirinya bukan tidak mau tetapi menyatakan tidak ingin menjadi cawapres.
Baca: Jadwal Liga Champions. PSG vs Real Madrid di SCTV Rabu Dinihari Nanti Pukul 02.45 WIB
Baca: Transportasi dan Aktivitas Kelautan Perlu Hati-hati dengan Arus Laut yang Kuat
“Banyak yang ingin menjadi cawapres, membuat baliho, membuat Tim Kampanye, dan memasang namanya di survei-survei. Saya tidak akan melakukan itu, saya tidak akan aktif, akan mengalir saja," kata Mahfud.
Ketika ditanya, mengapa tidak mau menjadi cawapres, sekali lagi Mahfud mengatakan dirinya bukan tidak mau, melainkan tidak ingin.
Dikatakannya, antara tidak ingin dan tidak mau itu berbeda.
"Tidak ingin artinya tidak berminat melakukan langkah-langkah aktif untuk dicalonkan melainkan akan datar-datar saja. Tetapi kalau tidak mau artinya menolak. Padahal dia tidak mengatakan tidak mau atau menolak. Mahfud menyatakan dirinya bukan tidak mau tetapi siap berdialog secara terbuka, alamiah, dan sesuai aspirasi rakyat untuk kebaikan bagi Indonesia," jelasnya.