Tetapi di data kependudukan oleh kakak ditulis asal-asalan yang penting terdata, ditulis lahir 1925, karena kami memang orang kecil tak mau repot," papar Sukayah.
Kepala Dusun Nganggil, Marjuki menyatakan, di data kependudukan, Mbah Satiyah tercatat lahir pada 10 Januari 1925.
Meski demikian, ia masih mempertanyakan keabsahannya, karena beberapa sesepuh desanya yang tercatat ikut berjuang melawan penjajah, mengakui bahwa Mbah Satiyah adalah senior. Mereka yang juga sudah lanjut usia itu memanggilnya dengan sebutan Mbah.
"Orang-orang di desa yang kelahiran 1925, memanggil Mbah Satiyah dengan sebutan Mbah. Kalau secara logika, Mbah Satiyah itu jauh lebih tua. Ya, hanya Allah yang tahu, petik hikmahnya saja," ucapnya. (tribunjateng/cetak/kompas.com/Puthut Dwi Putranto)