"Pulang pakai kapal itu pengalamannya beda apalagi kalau lagi saat suasana mudik begini, ada kayak seni seninya begitu,"kata dia sambil tertawa.
Berlayar berjam jam di kapal tentu kadang membosankankan. Untuk mengusir rasa bosan, penumpang seperti Yono terkadang memilih naik ke anjungan berdekatan dengan sekoci.
Di anjungan, matanya leluasa menatap laut yang nyaris tak berujung. "Ya hanya laut dan bintang bintang kalau malam, sama ditambah suara mesin kapal,"katanya.
Pengalaman ramadan di lautan tentu tidak hanya dirasakan penumpang seperti Yono. Pun demikian dengan para anak buah kapal (ABK).
Kapten kapal KM Sabuk Nusantara Narto selalu menyempatkan untuk berpuasa termasuk melaksanakan ibadah tarwih berjamaah dengan penumpang di kapal.
Para awak kapal di ruang navigasi saling berbagi tugas mengontrol jalannya kapal sehingga tidak mengganggu kegiatan berpuasa.
Tugas terbagi antara mualim 1, mualim 2 dan mualim 3. Pun dengan masinis atau ABK mesin yang berbagi tugas dengan masinis 1, masinis 2, dan masinis 3.
"Kalau sudah waktu tarwih, kita juga tarwih bersama penumpang di tengah laut. Ada musola di bagian atas yang bisa menampung beberapa jamaah,"katanya.
Pria asal Jakarta namun sudah menetap di Tanjungpinang ini merasakan, bekerja sambil menjalankan ibadah ramadan membuatnya tambah bersemangat.
"Kita tambah bersemangat bekerja. Makin fokus bekerja membawa kapal, hal utama kami adalah menomor satukan keselamatan penumpang di atas kapal,"katanya.
Amatan Tribun, di ruang navigasi atau kemudi tempat para perwira mualiam bekerja dilengkapi dengan sejumlah kaleng biskuit. Beberapa berupa kaleng biskuit khongguan. Makanan tersebut adalah selingan saat berbuka puasa dan sahur.(*)