TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Pengelola apotik dan toko obat di Karimun mengeluh.
Hal itu disebabkan pasokan obat-obatan yang mereka pesan dari Kota Batam selalu mengalami keterlambatan.
Jika sebelumnya, paling lama 4 hari setelah dipesan, obat-obatan sudah sampai di Karimun, kini bisa sampai sebulan baru sampai di Karimun.
Seorang pengelola apotik, Rinto menyampaikan kondisi tersebut telah terjadi sejak awal tahun 2018.
Menurut informasi yang diperolehnya, keterlambatan disebabkan lamanya proses di Bea dan Cukai Batam.
"Dulu kami pesan, paling lama empat hari sudah sampai. Kalau sekarang sampai sebulan. Katanya karena lama di bea cukai," ujarnya, Selasa (15/1/2019).
• Pengiriman Obat-obatan dari Batam Acap Molor. Kadinkes Karimun Minta Distributor Cari Solusi
• Tidak Ada Reaksi Pengawas Disnkaer Kepri, DPRD Karimun Soroti Perusahaan Bermasalah
• Penduduk Miskin Karimun Diperkirakan 48.937 Jiwa. Dinsos: Menurun dari Sebelumnya 55.123 Jiwa
Hal senada juga disampaikan seorang pengelola apotik lain.
Pria yang enggan namanya dikorankan itu mengatakan, ia pernah menerima barang dalam kondisi rusak.
"Dulu tak pernah begitu. Sekarang susah sekali. Sudah lah lama sampainya, barang pun rusak. Lagian barang saya obat-obatan yang dibutuhkan orang. Saya pun lurus pakai jalur resmi," ungkapnya di Tanjungbalai Karimun.
Dari hasil penelusuran TribunBatam.id, ternyata keterlambatan terjadi pada saat Pedagang Besar Farmasi (PBF) selaku distributor resmi atau pihak ekspedisi pengiriman barang mengurus perizinan ke pihak Bea dan Cukai Batam.
Umumnya apotik, toko obat dan bahkan rumah sakit dan Dinas Kesehatan di Karimun memesan obat dari distributor-diatributor farmasi resmi yang berada di Kota Batam.
Seorang pihak PBF yang dijumpai TribunBatam.id saat mengurus permintaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Karimun membenarkan kondisi tersebut.
"Yang bikin lama itu pengurusan dokumen FTZ 01 dan 03. Dokumen itu semacam dokumen pengiriman yang harus kami urus di BC. Dulu paling lama empat hari sampai seminggu saja. Kalau sekarang sampai dua bulan," katanya.
Diakui pria yang meminta agar namanya serta nama perusahaan tempatnya bekerja untuk tidak disebutkan itu mengatakan, kondisi lambatnya proses di BC tersebut bukan hanya membuat apotik saja yang susah, tapi juga berimbas kepada RSUD Muhammad Sani Karimun.
"Desember lalu RSUD ada minta obat untuk emergency. Bapak Direkturnya langsung nelepon ke BC karena memang butuh. Bahkan pihak RSUD pernah jemput langsung ke Batam karena memang butuh cepat," terangnya.