Jutaan Orang Digigit Ular per Tahun, Rakyat India Tak Kapok. Ada yang Rekam Cobra Bertelur di Rumah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ular Cobra bertelur di rumah warga

Reputasinya dalam menjinakkan cobra dan king cobra sudah sangat terkenal di seluruh India.

Ia bahkan memiliki tempat konservasi sendiri dengan ratuan ekor ular yang dipeliharanya.

Suresh, yang dikenal sebagai Vava Suresh, sudah ribuan kali berhadapan wajah reptil yang sangat berbisa seperti king cobra, kobra dan ular berbisa lainnya.

Vava Suresh yang berusia 42 tahun ini telah menyelamatkan 113 king cobra yang paling mematikan di dunia.

Suresh sendiri telah digigit ular sebanyak 3.883 kali dan dari jumlah itu, 387 ular berbisa.

Bahkan, selama 28 tahun ia berhubungan dengan hewan melata itu, ia juga pernah hampir dekat dengan kematian dan sudah 12 kali masuk ICU rumah sakit akibat gigitan ular berbisa.

Dilansir Indiatimes, Suresh yang tinggal di Thiruvananthapuram, ibukota negara bagian Kerala mengatakan, dia menangkap ular pertamanya ketika masih sekolah dasar.

"Ular pertama yang saya tangkap itu seekor ular kobra. Saat pulang sekolah, saya melihat seekor ular di tepi sungai. Saya menangkapnya dan membawanya pulang. Jelas mereka ketakutan dan menyuruh saya membuangnya,” katanya.

Suresh menjadi penasaran, kenapa semua orang takut dengan ular. Sejak itu, Suresh yang dipanggil ibunya Vava (berarti bayi), akhirnya menjadi sering mencari ular dan kemudian belajar tentang kehidupan binatang itu.

Suresh telah melakukan perjalanan ke seluruh Kerala untuk menyelamatkan ular dan makhluk liar lainnya yang berkonflik dengan manusia.

Kadang-kadang, Suresh mempertaruhkan nyawanya sendiri saat mencoba menyelamatkan ular-ular itu.

"Ada saat-saat di mana saya menghabiskan 7-8 jam mencoba menangkap seekor ular. Kadang-kadang ular itu berada di puncak pohon. Sangat sulit karena ia terus bergerak dari satu cabang ke cabang lainnya,” katanya.

Pernah menjadi pemain sandiwara, Suresh sering berpose dan membuat atraksi dengan ular-ular berbisa, terutama king cobra yang ukurannya bahkan sampai 5 meter.

"Awalnya ibu dan saudara-saudara menentang apa yang saya lakukan karena risikonya. Karena mereka tidak bisa mengubah saya, mereka akhirnya membiarkan saja,” katanya.

Ular yang dia selamatkan umumnya dilepaskannya ke hutan, jauh dari kontak manusia, agar tidak terjadi konflik.

Bisa ular penuh protein

Tetapi, balai Konservasi Ular kemudian menawarinya bekerja di lembaga tersebut sehingga ia kemudian terlibat dalam konsevasi, pengumpulan bisa ular untuk vaksin serta berbicara di seminar-seminar tentang ular.

Dia selalu berpesan pada semua orang agar jangan takut pada ular dan tidak membunuh ular apa pun yang ditemui.

"Saya mengkonsumsi racun ular untuk menunjukkan bahwa racun itu tidak berbahaya. Racun itu mengandung 95 persen protein. Bisa ular berbahaya hanya jika masuk ke aliran darah. Ia juga dianggap sebagai obat di seluruh dunia,” katanya.

India memang membutuhkan lebih banyak pusat pengumpulan racun untuk mengatasi kematian gigitan ular:

Semua antivenom yang tersedia di India, bahkan sebagian Asia Selatan, bersumber dari India. Terutama sekali jeni krait umum (cobra), binocellate cobra dan viper Russell.

British Medical Journal menyebutkan bahwa India bahkan perlu membuat balai antivenom di seluruh negara bagian karena negara ini paling rentan dengan gigitan ular.

“Saat ini, semua antivenom dikumpulkan di satu tempat saja di Tamil Nadu. Padahal, racun dari spesies ular semakin bervariasi dari satu daerah dengan daerah lain. Misalnya viper Russell yang bisa kelumpuhan, habitatnya di India selatan, sementara di utara menyebabkan kematian,” kata Dr Ravikar Ralph, profesor kedokteran internal dari Christian Medical College, Vellore.

Berita Terkini